01/04/2022 11:20:50
Info Kesehatan

Belum Ada Obatnya, Yuk Kenali Gejala Autisme sejak Dini!

Foto: Ilustrasi/Internet

Autisme saat ini telah menjadi masalah kesehatan global, namun belum mendapatkan pemahaman lebih. Karena itu, pada 22 April setiap tahunnya masyarakat internasional akan memperingati Hari Kesadaran Autisme Sedunia atau World Autism Awareness Day (WAAD).

WAAD ada untuk lebih meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan terhadap anak-anak dan orang dewasa yang memiliki spektrum gangguan autisme atau autism spectrum disorder (ASD). Hari Kesadaran Autisme Sedunia juga dibuat untuk merayakan bakat unik para penyandang autisme, sambil menaruh fokus besar pada sambutan yang layak untuk keterampilan ini melalui acara komunitas di seluruh dunia.

Melansir laman kesehatan Alodokter, autisme adalah kelainan perkembangan saraf yang menyebabkan gangguan perilaku dan interaksi sosial. Gejala penyakit ini lebih sering terdeteksi pada masa kanak-kanak, tetapi juga dapat ditemukan ketika dewasa.

Autisme saat ini disebut sebagai gangguan spektrum autisme atau autism spectrum disorder (ASD). Hal ini karena gejala dan tingkat keparahannya bervariasi pada tiap penderita.

Gangguan yang termasuk dalam ASD adalah sindrom Asperger, gangguan perkembangan pervasif (PPD-NOS), gangguan autistik, dan childhood disintegrative disorder (sindrom Heller).

Berdasarkan data yang dihimpun oleh WHO, autisme terjadi pada 1 dari 160 anak di seluruh dunia. Sedangkan, di Indonesia, hingga saat ini belum ada data yang pasti mengenai jumlah penderita autisme.

Penyebab autisme belum diketahui secara pasti. Namun, terdapat faktor risiko yang dapat meningkatkan kejadian autisme, seperti jenis kelamin, riwayat autisme dalam keluarga, dan kelahiran prematur.

Gejala dan tingkat keparahan autisme bervariasi. Penderita yang mengalami gejala ringan umumnya tidak mengalami hambatan aktivitas. Namun, jika gejalanya berat, penderita membutuhkan bantuan untuk menjalani aktivitas sehari-hari.

Gejala yang dapat dialami oleh penderita autisme antara lain:

-Gangguan komunikasi dan interaksi sosial, seperti lebih senang menyendiri, enggan berbicara dengan orang lain, dan sering mengulang kata yang sama.

-Gangguan perilaku, seperti melakukan gerakan yang sama secara berulang, misalnya selalu berjalan dengan berjinjit.

-Gangguan lain, seperti gangguan kognitif yang menghambat belajar, gangguan mood atau reaksi emosional, dan kejang.

Hingga saat ini, para ahli kesehatan belum menemukan cara untuk menyembuhkan autisme. Akan tetapi, ada sejumlah metode yang bisa dilakukan agar penderita autisme dapat menyesuaikan diri dalam kehidupan sehari-hari, misalnya terapi perilaku dan komunikasi, atau konsumsi obat untuk mengatasi gangguan perilaku dan mood.

Risiko kejadian autisme dapat dihindari, terutama oleh ibu hamil, dengan melakukan kontrol kehamilan rutin dan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat. (*)

Redaksi: [email protected]
Informasi Pemasangan Iklan: [email protected]
Info Kesehatan: Belum Ada Obatnya, Yuk Kenali Gejala Autisme sejak Dini!