13/06/2022 11:11:08
Info Kesehatan

Angka Kasus Melejit, Pakar Prediksi Gelombang Covid Akan Datang 2 Pekan ke Depan

Foto: Ilustrasi/internet

Angka kasus Covid-19 di Indonesia Kembali mengalami kenaikan bahkan melejit mendekati 100 persen dalam tujuh hari terakhir. Pakar epidemi memprediksi, gelombang Covid akan kembali terjadi dalam dua pekan mendatang.

Dari catatan Satuan Tugas Penanganan Covid-19, ada tambahan 574 kasus. Jumlah tersebut turun dari hari sebelumya 627 kasus, yang merupakan penambahan kasus tertinggi dalam sepekan terakhir.

Secara persentase, rata-rata penambahan kasus tersebut melejit lebih dari 92 persen. Jumlah pasien yang sembuh dilaporkan sebanyak 347 orang, sementara 3 orang dilaporkan meninggal dunia.

Artinya, penambahan kasus baru lebih tinggi ketimbang pasien yang sembuh. Alhasil, jumlah kasus aktif bertambah menjadi 4.538 orang, menjadi yang tertinggi sejak 16 Mei lalu.

DKI Jakarta menjadi penyumbang kasus aktif terbanyak, yakni 2.063 kasus, jauh lebih tinggi dari Jawa Barat di urutan kedua sebanyak 797 kasus. Banten berada di tempat ketiga dengan 340 kasus aktif, Bali dam Jawa Timur melengkapi 5 besar dengan 199 dan 174 kasus aktif.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan kenaikan kasus tersebut diakibatkan varian baru yang sudah masuk ke Indonesia. Varian tersebut yakni Omicron BA.4 dan BA.5.

"Nah, untuk informasi teman-teman itu memang sudah ditemukan di Indonesia kemarin di Bali sudah ada 4 orang yang terkena BA.4 dan BA.5. Kita sekarang sudah monitor karena memang ini bisa menghindari imunitas vaksin, penyebarannya juga cepat sama seperti varian Omicron," kata Budi seperti dikutip dari CNBC Indonesia.

"Jadi kita sudah memastikan penyebab kasus naik pasti adanya varian baru," tuturnya.

Meski begitu, kasus Covid-19 di Indonesia menurut BGS, sapaan akrabnya, masih terpantau baik. Penyebabnya adalah angka positivity rate dan transmisi kasus yang dilaporkan rendah.

Sejauh ini, hanya DKI Jakarta yang mencatatkan angka positivity rate pada level 3%. Sementara itu secara nasional masih dilaporkan berada di 1,1%.

"Tapi berhubung imunitasnya masih tinggi, kita lihat kenaikannya kasus masih dalam level yang aman," katanya.

Lalu, apa kata pakar epidemi?

"Pertumbuhannya dengan adanya kemampuan BA.4 dan BA.5 yang sebagaimana subvarian Omicron lainnya bisa menyiasati deteksi antibodi baik dari terinfeksi maupun vaksinasi, maka pertumbuhan perkembangan kasus BA.4 dan BA.5 ini di kisaran 12-13 persen," terang epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, seperti dikutip dari detikcom.

Menurutnya, subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 berpotensi memicu gelombang baru Covid-19 di Indonesia dalam beberapa pekan hingga bulan ke depan jika tidak diantisipasi dengan mitigasi memadai.

"Kalau tidak ada upaya yang memadai, misalnya PPKM dicabut, vaksinasi buruk, perilaku dari masyarakat memakai masker juga buruk, itu dalam dua minggu bisa dominan bisa menyebabkan peningkatan atau gelombang baru, peningkatan jumlah kasus infeksi khususnya," beber Dicky.

"Bahwa potensi BA.4 dan BA.5 ketika ada dan kita tidak menerapkan mitigasi yang memadai, dia berpotensi menjadi gelombang ya ada. Dalam beberapa minggu atau bulan ke depan," sambungnya.

Dicky menegaskan, keparahan gejala imbas infeksi BA.4 dan BA.5 memang tidak berbeda dari gejala Omicron sebelumnya. Akan tetapi, ia menyorot potensi reinfeksi pada orang yang sudah pernah terkena Covid-19 sebelumnya, atau infeksi pada yang sudah divaksinasi Covid-19 dua dosis.

"Secara umum, kasus infeksinya akan banyak, orang akan terinfeksi. Meskipun yang sudah punya proteksi tetap bisa terinfeksi sebagian. Dia tidak bergejala umumnya atau ringan, tapi ingat dia masih bisa menularkan. Oleh karena itu, masker menjadi penting, PPKM Level 1 setidaknya masih penting untuk meredam itu," ujarnya. (*)

Redaksi: [email protected]
Informasi Pemasangan Iklan: [email protected]
Info Kesehatan: Angka Kasus Melejit, Pakar Prediksi Gelombang Covid Akan Datang 2 Pekan ke Depan