26/08/2022 12:03:06
Info Kesehatan

Ratusan Mahasiswa di Bandung Positif HIV, Apa Sebab Utamanya?

Foto: Ilustrasi/Internet

Prevalensi HIV di Indonesia terus mengalami kenaikan setiap tahunnya. Belum lama ini, ratusan mahasiswa di Bandung, Jawa Barat, dilaporkan terinfeksi HIV. Apa sebenarnya yang menjadi sebab utama?

Ketua Pusat Kesehatan Reproduksi Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof dr Siswanto Agus Wilopo, mengatakan bahwa perilaku seks berisiko masih menjadi salah satu faktor terbesar penularan HIV. Penularan HIV kebanyakan terjadi karena masih kurangnya pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi.

"Masalahnya pada remaja ini mereka belum paham betul. katanya kalau baru sekali (berhubugan seksual) nggak bakal tertular," ujar Prof Siswanto seperti dikutip dari detikcom.

Pemahaman mengenai kesehatan reproduksi termasuk penularan HIV-AIDS juga tidak banyak dibahas di lingkungan sekolah. Masih banyak guru yang tidak menjelaskan secara komperhensif ke murid, sehingga mereka mencari tahu sendiri dan mengakses informasi dengan tidak aman.

"Kalau mereka mencari tentang pornografi, mereka akan mencari tahu dan akan timbul keinginan yang tidak mudah dikendalikan. Pengaruh pornografi juga sangat kuat hubungannya dengan HIV," tuturnya.

Senada, Direktur Yayasan Inisiatif Perubahan Akses Menuju Sehat (IPAS) dr Marcia Soumokil mengatakan usia 15-24 tahun memang punya kerentanan yang amat tinggi terhadap HIV dan infeksi menular seksual.

Ketika remaja tidak memiliki pengetahuan tentang tubuh mereka, baik dari fisik dan psikolgis sampai bagaimana relasi yang sehat, mereka akan membuat keputusan-keputusan tidak aman yang berpengaruh pada kesehatan mereka.

"Ketika tidak banyak yang punya informasi soal ini, yang terjadi pada banyak orang muda, mereka dikondisikan untuk membuat keputusan tanpa informasi dan pengetahuan yang lengkap. Ini alasan mereka rentan akan HIV, penggunaan NAPZA dan sebagainya," kata dr Marcia.

Seperti diberitakan, ratusan mahasiswa dan Ibu Rumah Tangga (IRT) di Bandung positif HIV. Ini mengacu pada data Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Bandung yang menyebut hingga Desember 2021 terkonfirmasi kasus positif HIV sebanyak 5.943 orang.

Dari angka tersebut, mahasiswa menyumbang 6,97 persen kasus atau 414 orang. Selain itu, terdapat 664 IRT mengidap HIV diduga tertular dari suaminya yang bergonta-ganti pasangan seksual tanpa menggunakan kondom.

Psikolog pendidikan sekaligus influencer Indah Sundari Jayanti, MPsi, menggarisbawahi bagaimana aktivitas seks, yang merupakan salah satu cara penularan HIV, masih menjadi bahasan tabu di Indonesia. Imbasnya, nilai terkait pencegahan HIV berpotensi tak tertanam dengan kuat pada pemahaman masyarakat.

"Bagaimana pun kita tidak bisa memisahkan diri dari norma masyarakat. Bahwa di kita kan jangankan HIV, hubungan seksual saja itu kadang masih jadi hal yang tabu untuk dibicarakan, apalagi jika terjadi di luar pernikahan," ujarnya.

"Artinya, berarti kejadian ini menunjukkan bahwa nilai, norma individu terhadap aturan masyarakat ini kurang kental atau kurang dianggap penting, jadi menyebabkan kondisi seperti ini," kata Indah menambahkan.

Lebih lanjut menurut Indah, temuan data tersebut mencerminkan minimnya pengetahuan masyarakat terkait bahaya jangka panjang dan upaya pencegahan penularan HIV. Pasalnya disamping aktivitas seks dan penggunaan jarum suntik berbarengan, HIV juga diketahui menular pada anak lewat kehamilan dan aktivitas menyusui.

Data KPA Kota Bandung, menurut Indah, menunjukkan masih kecilnya awareness masyarakat tentang pentingnya kesehatan.

’’Mereka nggak  berpikir ke depan bahwa apa yang dilakukan sekarang sangat mempengaruhi kehidupan yang akan datang. Belum lagi kalau nanti mereka menikah dan punya keturunan, ada potensi tertular juga anaknya. Jadi pola pikir ke depan yang kurang dipertimbangkan yang menjadi concern kita," ujar Indah. (*)

 

Redaksi: [email protected]
Informasi Pemasangan Iklan: [email protected]
Info Kesehatan: Ratusan Mahasiswa di Bandung Positif HIV, Apa Sebab Utamanya?