30/08/2022 15:26:15
Info Kesehatan

Angka Kematian Tinggi, Wamenkes Sebut Resistensi Antibiotik sebagai Silent Pandemic

Foto: Ilustrasi/Internet

Angka kematian yang disebabkan resistensi antibiotik akibat mikroba atau antimicrobial resistance (AMR), ternyata cukup tinggi. Ini sebabnya, AMR disebut juga sebagai silent pandemic.

Resistensi antibiotik merupakan kondisi saat bakteri dalam tubuh tidak dapat dibunuh menggunakan antibiotik. Kondisi tersebut mengancam kemampuan tubuh dalam melawan penyakit infeksi, bahkan dapat menimbulkan kecacatan.

Resistensi antibiotik menjadi salah satu ancaman kesehatan global yang perlu diwaspadai.

''Sebanyak 1,2 juta kematian itu terjadi karena antibiotik yang tidak mempan lagi terhadap infeksi tertentu,'' ujar Wamenkes Dante usai penutupan pertemuan Side Event AMR dalam rangkaian G20, dikutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan RI, Selasa (30/8/2022).

Resistensi antibiotik akibat mikroba terjadi karena protokol pengobatan yang sembarangan. Akibatnya, infeksi pada pasien bertambah parah dan ini yang menyebabkan angka kematian tinggi.

Selain itu, resistensi antibiotik akibat mikroba bisa berasal dari hewan dan tumbuhan. Wamenkes menyoroti pendekatan one health dalam merespons masalah tersebut.

''Melalui pendekatan one health, di mana infeksi itu bisa berasal dari hewan, tumbuhan. Itu juga penting dilakukan karena ternyata banyak sekali penggunaan antibiotik pada hewan dan tumbuhan yang tidak rasional yang menyebabkan resistensi pada manusia,'' ungkap Wamenkes Dante.

''Tidak ada satu industri pun yang dapat menghadapi ancaman ini sendirian. AMR membutuhkan banyak partisipasi dari berbagai pemangku kepentingan,'' lanjutnya.

Ke depan, tambah Wamenkes, pihaknya akan mempercepat upaya penanggulangan AMR terutama di Indonesia. Negara-negara G20 juga memiliki peran strategis untuk mendorong pencegahan dan pengendalian AMR yang berkelanjutan di tingkat nasional dan global.

Lalu, apa saja yang menjadi penyebab resistensi antibiotik?

Melansir Halodoc, berikut ini sejumlah penyebabnya:

1.Konsumsi antibiotik secara berlebihan

Penyebab resistensi antibiotik yang pertama adalah mengonsumsi antibiotik secara berlebihan dalam upaya pemberantasan penyakit. Penting untuk diketahui jika konsumsi antibiotik sebaiknya dilakukan saat kamu benar-benar membutuhkannya. Semakin sering dikonsumsi, semakin besar kemungkinan bakteri menjadi resisten. Hal tersebut mengakibatkan antibiotik tidak mampu mengatasi bakteri tertentu di kemudian hari.

2.Tidak menjaga kebersihan

Menjaga kebersihan tubuh penting dilakukan guna mencegah terjadinya berbagai penyakit. Bukan itu saja, menjaga kebersihan menjadi salah satu upaya untuk mencegah bakteri resisten berkembang. Sayangnya, tidak semua orang mampu menjaga kebersihan dirinya dengan baik. Padahal, dengan rajin mencuci tangan dapat mencegah penyebaran bakteri yang resisten terhadap antibiotik.

3.Mutasi bakteri resisten secara alami

Penyebab resistensi antibiotik yang terakhir adalah mutasi bakteri resisten secara alami. Jika kondisi tersebut terjadi, mengonsumsi antibiotik dapat membuat bakteri resisten semakin kebal. Kebalnya bakteri resisten bukan hanya terjadi karena mengonsumsi antbiotik saja, tetapi juga dikarenakan menerima gen resistensi dari bakteri lain.

Selain tiga hal yang telah disebutkan, resistensi antibiotik juga dapat disebabkan karena pengidap tidak menuntaskan pengobatan, fasilitas kesehatan tidak mengontrol penyebaran infeksi, kurangnya pengembangan jenis antibiotik baru, serta tidak mencegah atau mengontrol resistensi antibiotik dengan baik. (*)

Redaksi: [email protected]
Informasi Pemasangan Iklan: [email protected]
Info Kesehatan: Angka Kematian Tinggi, Wamenkes Sebut Resistensi Antibiotik sebagai Silent Pandemic