05/10/2022 11:40:06
Info Kesehatan

Mengenali Beberapa Gejala Cerebral Palsy pada Bayi

Foto: Ilustrasi/StockLib

Mungkin belum banyak yang tahu kita selalu memperingati Hari Cerebral Palsy setiap 6 Oktober. Peringatan ini tentunya sangat penting mengingat angka kejadian cerebral palsy berkisar 2-3 per 1.000 kelahiran hidup.

Melansir Kompas.com, cerebral palsy adalah gangguan yang mempengaruhi gerakan motorik, postur dan koordinasi tubuh. Cerebral, berasal dari kata Cerebrum, artinya area terkenanya ada di otak. Palsy, mengacu pada cedera otak yang mempengaruhi gangguan gerakan.

Anak dengan cerebral palsy Cerebral palsy (CP) adalah disabilitas fisik atau motorik yang paling umum terjadi pada anak. Angka kejadian cerebral palsy berkisar 2-3 per 1.000 kelahiran hidup (Dursun, 2004).

Kebanyakan anak-anak dengan CP lebih banyak berjenis CP Spastik. CP Spastik menyebabkan kekakuan pada otot dan kesulitan bergerak. Namun demikian CP juga tidak melulu nemakai kursi roda.

Ada beberapa penyandang CP dapat berjalan secara mandiri meskipun harus memakai alat bantu gerak. Satu hal yang perlu juga kita ketahui bersama. Bahwa CP bukanlah gangguan non-degenaratif dan non-progresif. Artinya, gangguan motorik dan otak yang dialami tidak akan bertambah parah seiring berjalannya waktu.

Selain itu cerebral palsy, bukanlah termasuk disabilitas intelektual. Sehingga penyandang CP tidak akan mengalami gangguan kognitif.

Lalu, bagaimana cara mengenali gejalanya?

Mengutip Alodokter, cerebral palsy dapat dideteksi sejak usia bayi. Menderita kondisi ini membuat bayi mengalami berbagai gangguan pergerakan dan koordinasi tubuh, salah satunya tidak dapat menggerakkan sebagian sisi tubuhnya.

Cerebral palsy (CP) merupakan dampak dari kerusakan pada otak atau pertumbuhan otak yang tidak normal. Seorang anak atau bayi dapat terlahir dengan kondisi ini atau mengalaminya setelah ia dilahirkan.

Anak atau bayi bisa dicurigai mengalami cerebral palsy, jika ia memiliki salah satu atau beberapa faktor risiko berikut:

-Prematur, misalnya lahir sebelum usia kandungan 32 minggu.

-Kekurangan oksigen pada otak, misalnya akibat asfiksia atau gangguan napas berat.

-Infeksi selama dalam kandungan, misalnya akibat penyakit rubella, herpes, toxoplasmosis, dan infeksi ketuban.

-Meningitis setelah lahir.

-Nilai Apgar yang rendah ketika lahir.

-Perdarahan pada otak.

-Cedera kepala, misalnya akibat terjatuh atau penggunaan forceps atau vacuum saat dilahirkan.

-Kelainan genetik.

-Stroke atau hambatan aliran darah ke otak.

Gejala cerebral palsy pada bayi biasanya sudah bisa terlihat sejak ia baru berumur beberapa bulan. Namun, kondisi ini sering kali tak disadari orang tua. Kebanyakan kasus cerebral palsy baru terdeteksi ketika bayi sudah berusia 1 atau 2 tahun. Bahkan terkadang kondisi ini baru terdiagnosis pada anak-anak yang lebih tua.

Secara umum, ada beberapa tanda dan gejala yang menunjukkan bahwa bayi menderita cerebral palsy, yaitu:

-Gangguan tumbuh kembang, misalnya bayi belum bisa berguling, merangkak, duduk, dan berjalan.

-Terdapat bagian tubuh yang terlalu terkulai atau kaku.

-Bayi hanya menggunakan satu sisi tubuh saja dalam beraktivitas. Misalnya saat merangkak, ia menopang tubuhnya hanya dengan tangan dan kaki kanan saja.

-Sulit bernapas.

-Sering mengalami kejang.

-Gangguan pada penglihatan atau pendengaran.

-Tidak bisa bicara atau terlambat bicara.

Anda juga bisa mengenali tanda-tanda cerebral palsy secara spesifik berdasarkan umur bayi.

Pada bayi usia kurang dari 6 bulan, cerebral palsy biasanya ditandai dengan:

-Tidak bisa mengangkat kepala saat diangkat atau akan digendong.

-Salah satu bagian tubuhnya terasa kaku atau lemas.

-Saat diangkat, kakinya menyilang atau kaku.

-Saat digendong, ia bertingkah seakan tidak nyaman dan berusaha menjauh dari Anda.

Sementara pada bayi usia 6 bulan atau lebih, cerebral palsy dapat dikenali dengan munculnya gejala berupa:

-Bayi tidak berguling ke arah mana pun.

-Ia kesulitan menyatukan tangannya.

-Tangannya tak mampu menggapai mulutnya.

-Ia menggapai sesuatu hanya dengan satu tangan, sementara tangan lainnya hanya mengepal.

Lalu pada bayi berusia lebih dari 10 bulan, Anda perlu curiga bahwa ia menderita cerebral palsy jika:

-Merangkak miring hanya menggunakan satu tangan dan satu kaki, sementara tangan dan kaki lainnya diseret seperti tidak bisa digerakkan.

-Mengesot menggunakan paha atau bokongnya.

-Tidak dapat berdiri meski telah berpegangan atau bertumpu pada suatu benda.

Tak hanya itu, kelainan otak yang dialami penderita cerebral palsy juga dapat menimbulkan masalah kesehatan lain, seperti tremor (gemetaran), tubuh kaku, otot lemas, atau gangguan koordinasi tubuh. Tanda dan gejala cerebral palsy tidak selalu sama pada setiap bayi yang mengalaminya.

Hal ini tergantung pada bagian otak mana yang mengalami kerusakan. Kondisi ini pun sering kali mirip dengan beberapa penyakit lain.

Oleh karena itu, apabila bayi atau anak menunjukkan beberapa tanda dan gejala di atas, segeralah periksakan ke dokter agar dapat dipastikan penyebabnya. (*)

Redaksi: [email protected]
Informasi Pemasangan Iklan: [email protected]
Info Kesehatan: Mengenali Beberapa Gejala Cerebral Palsy pada Bayi