21/10/2022 14:53:52
Info Kesehatan

RSCM Masih Tunggu Hasil Lab Obat Sirup yang Dikonsumsi Pasien Gagal Ginjal Akut

Foto: Ilustrasi/Internet

Kasus gagal ginjal akut pada anak di Indonesia mendapat sorotan banyak pihak. Termasuk Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, yang saat ini tengah menelusuri obat sirup yang dikonsumsi pasien gagal ginjal akut.

Menurut Direktur Utama RSCM Jakarta Lies Dina Liastuti, sampel obat sirup dikumpulkan dari 49 pasien gagal ginjal akut hasil rujukan yang dirawat ke RSCM. Meski begitu, tidak semua obat yang dikonsumsi pasien tersebut dapat diperoleh, hanya beberapa sampel yang diambil untuk diuji di laboratorium.

"Untuk semua kasus yang masuk ke kami, ya kami coba cari nama obat yang dipakai sebelumnya. Itu sudah kami dapatkan data tapi belum semua karena kan ada yang sudah meninggal. Kami baru mulai lagi untuk mencari-cari obatnya termasuk mengambil sampel obat," ujar Lies saat konferensi pers di Gedung Kiara, RSCM Jakarta pada Kamis, 20 Oktober 2022 seperti dikutip dari Liputan6.com.

"Kemudian kami akan bawa sampel obatnya ke laboratorium buat diperiksa, apakah mengandung Etilen Glikol atau enggak. Kami dapat data obat yang dikonsumsi dari 49 pasien baru akhir-akhir ini," ujarnya menambahkan.

Ditegaskan Lies, obat yang diperoleh pasien, khususnya obat sirup tidak hanya obat penurun panas, melainkan ada juga obat batuk pilek. Namun, ia tak menyebut rinci nama merek obat yang dimaksud.

"Kami mencoba untuk minta obatnya agar bisa diuji di laboratorium kira-kira mengandung apa saja jenisnya. Ya ada beberapa mereknya. Obatnya kan bukan hanya obat panas, ada yang ditambah obat batuk pileknya," ucapnya.

"Kami masih belum tahu yang mana obat sirup yang mengandung Etilen Glikol. Yang jelas ada kemungkinan keracunan dari zat etilen."

Dari 49 kasus gagal ginjal akut pada anak, Lies Dina Liastuti menyampaikan, tidak semua pasien anak mengonsumsi obat yang sama. Ada berbagai merek obat.

"Ya (obatnya) ada yang sama, ada yang beda. Jadi, ada beberapa obat, makanya kami lagi menunggu hasil sampel obat yang kami kirim ke lab. Tinggal menunggu hasilnya," ujarnya.

Terkait kemungkinan penyebab pasien gagal ginjal akut yang dirawat, Lies masih belum tahu pastinya. Tindak lanjut yang dilakukan pun berupa surveilans dari Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan Provinsi Kesehatan DKI Jakarta.

"Nah, apakah (penyebabnya) pencemaran lingkungan, kita juga enggak tahu. Kalau pencemaran lingkungan bisa saja, tapi mengapa kalau satu lingkungan yang terkena hanya anak ini saja, contohnya begitu. Karena kami adalah orang rumah sakit, orang kesehatan, yang kami pikirkan, masalah yang lainnya kami kolaborasi melalui Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan untuk melakukan surveilans," jelasnya.

"Ini untuk melihat kemungkinan lainnya. Tapi minimal dari sisi obat, kami coba untuk menyingkirkan dulu. Kalau misalnya sekarang sudah ada kandungan Etilen Glikol dalam darah seorang anak, yang penting kami  coba untuk menghilangkan itu dari dalam tubuh."

Berkaitan dengan obat sirup, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI melakukan pengawasan dan pengujian terhadap 39 bets dari 26 sirup obat guna mencermati cemaran Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG). Data sampai dengan 19 Oktober 2022 yang menunjukkan adanya kandungan cemaran EG yang melebihi ambang batas aman pada 5 (lima) produk berikut:

1.Termorex Sirup (obat demam), produksi PT Konimex dengan nomor izin edar DBL7813003537A1, kemasan dus, botol plastik @60 ml

2.Flurin DMP Sirup (obat batuk dan flu), produksi PT Yarindo Farmatama dengan nomor izin edar DTL0332708637A1, kemasan dus, botol plastik @60 ml

3.Unibebi Cough Sirup (obat batuk dan flu), produksi Universal Pharmaceutical Industries dengan nomor izin edar DTL7226303037A1, kemasan Dus, Botol Plastik @ 60 ml

4.Unibebi Demam Sirup (obat demam), produksi Universal Pharmaceutical Industries dengan nomor izin edar DBL8726301237A1, kemasan Dus, Botol @ 60 ml

5.Unibebi Demam Drops (obat demam), produksi Universal Pharmaceutical Industries dengan nomor izin edar DBL1926303336A1, kemasan Dus, Botol @ 15 ml

Pada keterangan resmi BPOM pada 20 Oktober 2022, hasil uji cemaran EG di atas belum dapat mendukung kesimpulan bahwa penggunaan sirup obat tersebut memiliki keterkaitan dengan kejadian gagal ginjal akut. Sebab, selain penggunaan obat, masih ada beberapa faktor risiko penyebab kejadian gagal ginjal akut seperti infeksi virus, bakteri Leptospira, dan multisystem inflammatory syndrome in children (MIS-C) atau sindrom peradangan multisistem pasca COVID-19. (*)

Redaksi: [email protected]
Informasi Pemasangan Iklan: [email protected]
Info Kesehatan: RSCM Masih Tunggu Hasil Lab Obat Sirup yang Dikonsumsi Pasien Gagal Ginjal Akut