30/01/2023 15:35:40
Apa Itu Mastitis? (1)

Mengenal Peradangan Payudara pada Ibu Menyusui dan Cara Mencegahnya

Foto: Ilustrasi/YouTube

Mastitis atau proses peradangan payudara yang kerap terjadi pada ibu menyusui. Peradangan bisa terjadi pada satu atau lebih segmen payudara yang mungkin disertai infeksi. Seperti apa?

Selebriti Tasya Kamila mencurahkan pengalamannya mengalami mastitis yang membuat dirinya demam tinggi hingga nyaris 40 derajat celcius. Ia menceritakannya di Instagram Stories.  

"Baru kali ini ngerasain mastitis," curhat Tasya Kamila seperti dikutip dari detikcom, Senin (30/1/2023).

Ibu dua anak itu juga mengunggah termometer suhu di story akun Instagramnya. Terlihat di alat tersebut, suhu tubuhnya mencapai 39,9 derajat celcius.

Lalu, apa itu mastitis?

Dikutip dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), mastitis merupakan masalah yang kerap dijumpai pada ibu menyusui. Mastitis merupakan suatu proses peradangan pada satu atau lebih segmen payudara yang mungkin disertai infeksi atau tanpa infeksi. Dalam proses ini dikenal pula istilah stasis ASI, mastitis tanpa infeksi, dan mastitis terinfeksi.

Apabila ASI menetap di bagian tertentu payudara, karena saluran tersumbat atau karena payudara bengkak, maka ini disebut stasis ASI. Bila ASI tidak juga dikeluarkan, akan terjadi peradangan jaringan payudara yang disebut mastitis tanpa infeksi, dan bila telah terinfeksi bakteri disebut mastitis terinfeksi.

Adapun gejala kondisi mastitis diantaranya:

-Demam dengan suhu lebih dari 38,5 derajat celcius

-Menggigil

-Nyeri atau ngilu seluruh tubuh

-Payudara menjadi kemerahan, tegang, panas, bengkak, dan terasa sangat nyeri.

-Peningkatan kadar natrium dalam ASI yang membuat bayi menolak menyusu karena ASI terasa asin

-Timbul garis-garis merah ke arah ketiak

Melansir Alodokter, mastitis umumnya terjadi pada ibu menyusui terutama di 6–12 minggu pertama setelah persalinan. Mastitis biasanya hanya menyerang salah satu payudara, tetapi juga tidak menutup kemungkinan terjadi pada kedua payudara.

Radang kelenjar susu ini menyebabkan penderitanya sulit menyusui sehingga aktivitas menyusui menjadi terhambat atau terhenti. Meski demikian, menyusui sebaiknya tetap dilakukan karena kondisi ini tidak berbahaya bagi bayi. Kandungan antibakteri dalam ASI membuat bayi terlindungi dari infeksi dan malah mempercepat penyembuhan mastitis.

Pengobatan dan pencegahan

Pada pasien ibu menyusui dengan gejala ringan, mastitis sebaiknya ditangani dengan pengobatan mandiri terlebih dahulu. Ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan di rumah untuk meredakan gejala yang dialami, yaitu:

1.Berikan kompres hangat pada area payudara yang mengalami infeksi untuk meredakan nyeri. Lakukan selama 15 menit, sebanyak 4 kali sehari.

2.Konsumsi obat pereda nyeri, seperti iburofen dan paracetamol, untuk membantu meredakan nyeri.

3.Perbanyak istirahat dan minum cairan.

4.Konsumsi makanan sehat dan mengandung nutrisi yang seimbang.

5.Hindari mengenakan pakaian dan bra yang terlalu ketat.

6.Pijat payudara untuk melancarkan penyumbatan, terutama dengan memijat area benjolan atau yang terasa nyeri. Pemijatan dilakukan perlahan ke arah puting untuk melancarkan aliran ASI.

Jika mastitis pada ibu menyusui tidak dapat diatasi dengan pengobatan mandiri, atau terjadi pada wanita yang tidak menyusui, dokter dapat memberikan antibiotik untuk dikonsumsi selama 10–14 hari.

Mastitis umumnya akan membaik dalam waktu 2–3 hari sejak awal pengobatan. Meski demikian, antibiotik sebaiknya tetap dikonsumsi sampai habis agar infeksi tidak muncul kembali.

Penting untuk diingat bahwa menyusui saat menderita mastitis aman untuk dilakukan meski ibu sedang mengonsumsi antibiotik. ASI mengandung antibakteri yang dapat membantu bayi melawan infeksi.

Selain itu, menyusui dapat membantu mengatasi infeksi karena membantu melancarkan penyumbatan. Sebaliknya, menyapih bayi secara tiba-tiba dapat memperburuk infeksi. (*)

*Dari berbagai sumber

Redaksi: [email protected]
Informasi Pemasangan Iklan: [email protected]
Apa Itu Mastitis? (1): Mengenal Peradangan Payudara pada Ibu Menyusui dan Cara Mencegahnya