03/02/2023 12:39:00
Info Kesehatan

Penyumbang Kematian Tertinggi, Jangan Remehkan Kanker Payudara!

Foto: Ilustrasi/Depositphotos

Hingga saat ini, kanker payudara masih menempati urutan pertama sebagai penyebab kematian tertinggi di dunia, bahkan Indonesia. Data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes), kanker payudara paling banyak dialami perempuan Indonesia dengan angka kejadian 42,1 per 100.000 penduduk dan rata-rata kematian sebanyak 17 kasus per 100.000 penduduk.

Data Globocan pada 2020 menyebutkan, jumlah kasus baru kanker payudara mencapai 68.858 kasus (16,6 persen) dari total 396.914 kasus baru kanker di Indonesia. Sementara itu, untuk jumlah kematiannya mencapai lebih dari 22 ribu jiwa kasus.

''[sebanyak] 70 persen dideteksi sudah di tahap lanjut, kalau kita bisa mendeteksi di tahap awal mungkin kematiannya bisa kita tanggulangi,'' kata Elvida Sariwati, Plt Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes seperti dilansir dari laman Kemkes.

Padahal sekitar 43 persen kematian akibat kanker bisa dikalahkan manakala pasien rutin melakukan deteksi dini dan menghindari faktor risiko penyebab kanker. Selain angka kematian yang cukup tinggi, penanganan pasien kanker yang terlambat menyebabkan beban pembiayaan yang kian membengkak.

Pada periode 2019-2020, pengobatan kanker telah menghabiskan pembiayaan BPJS kurang lebih 7,6 triliun rupiah. ''Karena deteksinya sudah di ujung, sehingga pembiayaan yang dikeluarkan semakin besar,'' katanya.

Lalu, apa saja langkah deteksi dini kanker payudara?

Melansir laman kesehatan halodoc, pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dapat dilakukan dengan menggunakan tangan dan penglihatan untuk memeriksa apakah terdapat perubahan fisik pada payudara. Proses ini pemeriksaan ini dilakukan supaya semua perubahan yang mengarah pada kondisi yang lebih serius bisa segera ditangani.

Waktu yang tepat untuk melakukan SADARI adalah beberapa hari setelah periode menstruasi berakhir. Pada masa menstruasi, kadar hormon berfluktuasi sehingga menyebabkan perubahan pada tubuh, termasuk payudara mengencang.

Berikut, beberapa cara untuk yang bisa dilakukan untuk melakukan SADARI:

1. Pemeriksaan di Depan Cermin

Berdirilah di depan cermin, lalu buka pakaian dari pinggang ke atas. Perhatikan dengan seksama kondisi payudara kamu. Kebanyakan wanita umumnya memiliki ukuran payudara yang tidak sama besarnya. Kemudian, coba berdirilah dengan lengan di samping tubuh.

Perhatikan bentuk, ukuran, dan apakah ada perubahan seperti permukaan, warna kulit, dan bentuk puting payudara. Periksa juga apakah terdapat cairan yang keluar dari puting dengan cara menempatkan jempol dan jari telunjuk di sekitar puting, lalu tekan perlahan. Ulangi pada payudara yang lain.

2. Saat mandi

Busa sabun bisa memudahkan pergerakan tangan untuk memeriksa benjolan atau perubahan payudara. Gunakan jari untuk menekan-nekan bagian demi bagian dengan lembut.

3. Berbaring

Pemeriksaan SADARI bisa dilakukan dengan cara berbaring sebab saat berbaring, payudara menjadi melebar dan memudahkan untuk diperiksa. Sambil berbaring, kamu bisa menempatkan gulungan handuk atau bantal kecil di bawah pundak. Gunakanlah losion untuk memijat payudara dan pijatlah dengan gerakan sesuai arah jam.

Lakukan hingga seluruh permukaan payudara hingga ke puting selesai teraba. Hal yang perlu diperhatikan setelah melakukan pemeriksaan adalah tetap tenang jika mendapati perubahan pada payudara. Meski harus tetap waspada, tetapi sebagian besar perubahan fisik tidak selalu mengarah pada kanker. Diperlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mendiagnosis kelainan ini.

Apa saja kondisi yang dicurigai kanker payudara?

Benjolan atau perubahan pada payudara bisa banyak penyebabnya, tetapi kebanyakan tidak menyebabkan kondisi yang serius. Namun, kanker yang terlambat ditangani bisa membawa dampak yang sangat serius. Oleh karena itu, segera periksakan diri ke dokter jika terdapat beberapa kondisi ini:

-Benjolan keras pada payudara atau ketiak;

-Perubahan pada permukaan kulit seperti berkerut, atau terdapat cekungan;

-Perubahan ukuran dan bentuk payudara, terutama ketika mengangkat payudara atau menggerakkan lengan;

-Keluar cairan dari puting payudara, tetapi bukan ASI;

-Keluar darah dari puting;

-Terdapat bagian puting yang memerah dan menjadi lembap, serta tidak kunjung berubah menjadi seperti semula;

-Puting berubah bentuk, misalnya menjadi melesak ke dalam;

-Ruam di sekitar puting;

-Ada rasa sakit atau tidak nyaman yang berkelanjutan pada payudara.

 

*Dari berbagai sumber

Redaksi: [email protected]
Informasi Pemasangan Iklan: [email protected]
Info Kesehatan: Penyumbang Kematian Tertinggi, Jangan Remehkan Kanker Payudara!