13/02/2023 13:04:13
Info Kesehatan

Awas! Asupan Kalori yang Tidak Seimbang Picu Obesitas pada Anak Remaja

Foto: Ilustrasi/Freepic

Jika Anda memiliki anak remaja yang mengalami obesitas, sudah waktunya membantu mereka untuk mengatur asupan kalori. Sebab, kadang anak-anak remaja tidak menyadari bahwa jenis asupan yang dipilih tidak sehat dan memicu penumpukan lemak.

Menurut pakar gizi dari Universitas Indonesia Dr. dr. Dian Kusuma Dewi M.Gizi, Sp.KKLP, kebiasaan makan berlebihan bukan menjadi penyebab utama seseorang terkena obesitas. Faktor pemicunya ada pada jumlah kalori yang dikonsumsi.

Dokter yang juga anggota Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI) ini menjabarkan, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko penumpukan lemak abnormal dan berat badan di atas ideal gejala obesitas. Obesitas terjadi akibat ketidakseimbangan asupan energi atau kalori yang masuk dengan kalori yang digunakan.

’’Akibat ketidakseimbangan ini, lemak menumpuk dan berujung obesitas. Seseorang tidak langsung mengalami obesitas. Prosesnya diawali dengan kelebihan berat badan. Apabila tidak tertangani dengan baik, dapat naik menjadi kategori obesitas,’’ tutur Dian melalui siaran pers seperti dikutip dari Kompas.com.

Menurut pengurus Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI) ini, obesitas dapat dialami setiap orang, termasuk anak-anak dan remaja.

Ciri-ciri Obesitas

Selain pola makan berlebihan, ia menyebutkan, ada beberapa faktor yang bisa jadi penyebab obesitas pada remaja yang kerap tidak disadari, antara lain:

-Jenis asupan yang dipilih tidak sehat, seperti gorengan, makanan cepat saji, minuman tinggi gula, makanan instan atau olahan.

-Kemudahan akses memesan makanan lewat aplikasi.

-Kebiasaan sering mengemil, terlebih jika camilan tidak sehat seperti makanan ringan, makanan tinggi kalori seperti camilan berkeju atau digoreng, dll.

-Pandemi Covid-19 yang membuat sejumlah aktivitas dilakukan secara daring, sehingga banyak orang kurang gerak dan minim aktivitas di luar rumah Jadwal makan berantakan, misalkan makan tidak teratur tapi sering makan tengah malam Pola tidur kurang seimbang, seperti sering begadang.

’’Makan banyak tidak selalu menjadi penyebab obesitas. Justru pada beberapa kasus, asupan makanan yang masuk dalam tubuh kurang dari kebutuhannya, namun jenis makanan dan jadwal makannya salah,’’ kata Dian.

Menurut Dian, faktor pola tidur yang tidak tepat juga bisa jadi faktor penyebab obesitas pada remaja. Pasalnya, jadwal tidur yang tidak beraturan bisa membuat hormon tidak seimbang. Hal ini juga bisa meningkatkan berat badan.

Kondisi ini diperparah dengan pandemi Covid-19 yang membuat tumpuan aktivitas remaja atau sebagian orang berpusat di rumah. Padahal, aktivitas fisik penting untuk pengeluaran kalori berlebih.

’’Seseorang yang terbiasa lari pagi, main basket, dll takut melakukannya saat awal pandemi, karena memang ada aturan yang membatasi aktivitas (PPKM). Jika ada motivasi yang kuat, ia mampu melakukannya sendiri di rumah. Tapi, banyak orang yang tidak melakukan. Jadi, peningkatan berat badan banyak terjadi di masa pandemi,’’ ujar Dian.

Akibat obesitas pada remaja dan cara mengatasinya

Dian menyebutkan, ada beberapa akibat obesitas pada remaja yang pantang disepelekan, antara lain:

-Berat badan meningkat.

-Berisiko terkena penyakit kronis seperti diabetes, penyakit jantung, paru, hati, dll.

-Memicu depresi karena rasa malu, bahkan ada yang jadi korban perundungan.

Mengingat akibat obesitas pada remaja bisa berdampak buruk pada kesehatan fisik dan mental, Dian menyampaikan pentingnya mengelola faktor penyebab obesitas pada remaja.

Menurut Dian, fokus mengatasi obesitas pada remaja bukan hanya menurunkan berat badan. Lebih penting lagi, ia menyebut perlunya remaja disiplin menjalankan perilaku hidup sehat, seperti mengontrol pola makan, aktif bergerak dan rutin olahraga, mengendalikan stres, sampai menjaga pola tidur. (*)

Redaksi: [email protected]
Informasi Pemasangan Iklan: [email protected]
Info Kesehatan: Awas! Asupan Kalori yang Tidak Seimbang Picu Obesitas pada Anak Remaja