5 Tanda Autisme pada Anak yang Sering Terabaikan, Yuk Kenali Sejak Awal!

Foto: Ilustrasi/Depositphotos

Ada beberapa tanda umum autisme pada anak yang seringkali terabaikan. Alhasil, orang tua baru akan berkonsultasi dengan dokter setelah tanda-tanda tersebut meningkat.

Baru-baru ini, pasangan selebriti Young Lex dan Eriska Alexander mengabarkan bahwa anak pertama mereka, Zaenab Alexander, didiagnosis autisme. Eriska mengatakan dirinya baru mengetahui anaknya penyandang autis saat berusia satu tahun.

"Waktu ke dokter itu dikasih tahunya, 'Anak kamu ini, tapi kamu jangan sedih ya, punya ciri-ciri autis', gitu dokternya. Tapi dokternya itu bilang kalau jangan langsung percaya sama dia. Dia bilang aku harus cek lagi ke tiga dokter lainnya supaya mencari jawaban mengenai hal itu dan ya aku langsung ke dokter lain setelahnya memang benar anak aku autis," ungkap Eriska dikutip dari detikcom.

"Anak aku ini sering shaking gitu kan terus dia itu di 1 tahun delapan bulan itu belum bisa ngomong," lanjutnya.

Autisme adalah kondisi neurobehavioral (hubungan antara fungsi otak dan perilaku) yang mencakup gangguan dalam interaksi sosial dan perkembangan bahasa serta keterampilan komunikasi yang dikombinasikan dengan perilaku berulang. Kondisi autisme juga disebut gangguan spektrum autisme atau autism spectrum disorder (ASD).

Penyandang autisme dapat mengalami kesulitan memahami apa yang orang pikirkan dan rasakan. Hal ini membuat mereka sulit untuk mengekspresikan diri, baik dari kata-kata, gerak tubuh, ekspresi wajah, sentuhan, hingga kendala saat belajar.

Dikutip dari Bright Pine Psychology, ternyata tanda umum autis ada yang sering terlewatkan. Berikut beberapa tanda awal yang perlu diperhatikan untuk mendeteksi autis pada anak:

1. Lambat Berbicara

Lambat berbicara adalah salah satu perhatian orang tua yang harus pertama kali dicatat. Selain itu, sang anak biasanya seperti mengabaikan orang di sekitarnya.

Anak-anak dengan autisme mungkin juga kesulitan untuk menanggapi respons sosial yang ramah, yang merupakan keterlibatan sosial yang diarahkan kepada orang lain dengan maksud komunikasi timbal balik.

2. Kontak Mata

Kurangnya kontak mata atau tidak fokus bisa menjadi gejala utama autisme, tetapi tidak menunjukkan diagnosis pasti. Banyak orang dapat mempertahankan kontak mata dan hanya menunjukkan sedikit gangguan dalam gerakan non-verbal, maka diperlukan pemeriksaan lebih lanjut. Namun, hal yang harus diwaspadai adalah saat sang anak sulit menanggapi nama dan arah pandangannya.

3. Kesulitan Dalam Mengekspresikan dan Mengidentifikasi Emosi

Hal lain yang harus diperhatikan selain kontak mata adalah afek datar dan kurang tersenyum, terutama mengarahkan senyuman ke arah orang lain. Emosi dapat berfluktuasi dari senang dan tertawa, menjadi frustrasi dan berteriak dalam hitungan detik.

Saat membaca atau melihat buku bersama anak, amati kualitas kemampuannya mengidentifikasi emosi dan ekspresi wajah yang ditampilkan dalam gambar.

4. Berinteraksi dengan Orang Lain

Banyak penderita autisme berusaha untuk berinteraksi dengan orang lain. Ini adalah sesuatu yang dapat dibuktikan sejak 12 bulan. Anak-anak mungkin tidak langsung menanggapi nama mereka, bahkan ketika orang tua atau pengasuh berusaha menarik perhatian mereka. Ketika anak kesulitan untuk menunjukan hal yang diinginkan, disarankan agar orang tua menyelidiki lebih lanjut dengan berkonsultasi ke ahlinya.

5. Minat yang Terbatas dan Perilaku yang Berulang

Pada saat anak berusia 2-3 tahun, sebagian besar sudah dapat bermain bersama dengan orang lain dan berinteraksi dalam suatu kegiatan untuk mencapai tujuan. Tetapi, pada anak autis mereka akan 'terjebak' dalam aktivitas yang tidak memiliki makna atau tujuan dan sering bermain dengan cara yang berbeda, misalnya seperti:

-Sering menyendiri, terlepas dari dorongan dan keterlibatan orang lain

-Kesulitan memahami aturan dasar permainan dan pengambilan giliran atau mengikuti alur permainan

-Terlibat dalam aktivitas tanpa tujuan dan berulang-ulang

-Kesulitan dengan permainan imajinatif dan simbolik