16/02/2023 12:15:10
Info Kesehatan

Kasus Diabetes Anak Meningkat, Menkes Siapkan Cukai Minuman Berpemanis dalam Kemasan

Foto: Ilustrasi/DepositPhotos

Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin menegaskan pihaknya akan menyiapkan cukai minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK)di awal 2024. Langkah ini diambil karena kasus diabetes pada anak yang melonjak tajam hingga 70 kali lipat.

Terkait cukai MBDK, sebelumnya Menkes Budi sudah bersurat ke Kementerian Keuangan (Kemenkeu) soal dorongan penetapannya. Kabar baiknya, dorongan cukai minuman berpemanis tengah dievaluasi Kemenkeu dan kemungkinan dipersiapkan awal tahun depan.

"Kami lihat sampai semester II (2023), kami lihat dulu, lihat evaluasinya dulu. Kalaupun belum, tentunya mungkin kami bisa siapkan awal di 2024," katanya di Kompleks DPR RI, Jakarta, seperti dikutip dari detikcom.

Menurut Askolani, pembahasan mengenai cukai MBDK ini bakal berlangsung di Mei 2023 bersama DPR. "Sehingga kebijakan 2024 itu sudah diputuskan tahun ini juga dan mungkin lebih aktual melihat kondisi implementasi 2023 dan persiapan 2024," sambungnya.

Adapun dua hal yang menjadi pertimbangan adalah kondisi detail industri tenaga kerja hingga turunan UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP). Di sisi lain, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penetapan cukai MBDK akan dilakukan sesuai dengan kondisi ekonomi pada 2023.

"Artinya DPR memberikan persetujuan untuk perluasan barang kena cukai, namun sama seperti kami memutuskan berbagai hal, kami akan melihat momentum pemulihan ekonomi terutama untuk rumah tangga," ungkapnya dalam RDP di DPR beberapa waktu lalu.

Selain mendorong cukai MBDK, Menkes juga sebelumnya menyoroti produksi jajanan dengan kadar gula tinggi yang memicu diabetes. Ia meminta ke depan pangan dengan bahan olahan gula dibuat lebih bijak sesuai dengan takaran yang dianjurkan.

"Cukai Minuman Berpemanis dalam Kemasan (MBD) diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa konsumsi MBDK harus dibatasi. Mendorong para pengusaha untuk menciptakan produk MBDK dengan kandungan yang lebih rendah gula/lebih sehat," demikian paparan Menkes dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI, Rabu (8/2/2023).

Lebih banyak menyerang anak perempuan

Ketua Unit Kerja Koordinasi Endokrinologi IDAI Muhammad Faizi mengatakan, pada 2023 kasus diabetes pada anak meningkat. Peningkatannya hingga 70 kali lipat sejak 2010 lalu, bahkan ia meyakini angkanya bisa lebih tinggi dari yang sudah tercatat.

Saat ini, IDAI mencatat ada sekitar 1.645 anak di Indonesia yang mengalami diabetes. Data yang tercatat ini berasal dari 15 kota di Indonesia, mulai dari Jakarta, Surabaya, Palembang, hingga Medan. Dari jumlah tersebut, laporan paling banyak berasal dari Jakarta dan Surabaya.

"Jumlah ini meningkat 70 kali dari data di 2010 lalu," ujar Faizi dalam konferensi pers daring IDAI, Rabu (1/2) seperti dikutip dari CNBC Indonesia.

Selain itu, diabetes juga ditemukan lebih banyak menyerang anak perempuan (59 persen) dibandingkan anak laki-laki. Sementara dari segi usia, Faizi mencatat pasien diabetes anak umumnya berusia 10-14 tahun. Jumlahnya, sekitar 46 persen dari total angka yang dilaporkan. Sementara anak usia 5-9 persen ditemukan berkontribusi terhadap 31,5 persen dari keseluruhan kasus.

"Anak balita juga ada. Yang usianya 0-4 tahun yang terkena diabetes. Dari catatan kita itu ada sekitar 19 persen," katanya.

Faizi mengatakan, tingginya angka diabetes anak terjadi akibat gaya hidup yang tak terkendali. Untuk itu, penting agar para orang tua lebih memperhatikan gaya hidup serta pola makan anak. (*)

Redaksi: [email protected]
Informasi Pemasangan Iklan: [email protected]
Info Kesehatan: Kasus Diabetes Anak Meningkat, Menkes Siapkan Cukai Minuman Berpemanis dalam Kemasan