22/02/2023 15:12:01
Info Kesehatan

Covid-19 Berisiko Tinggi Menambah Jumlah Penderita Diabetes, Kok Bisa?

Foto: Ilustrasi/StockLib

Jumlah penderita diabetes di dunia kemungkinan besar akan bertambah akibat Covid-19. Hal ini berdasarkan studi terbaru di Amerika Serikat yang menyebutkan bahwa orang yang pernah terinfeksi Covid-19 memiliki risiko tinggi terkena diabetes. 

Dalam studi yang diterbitkan JAMA Network Open tersebut, para peneliti di Cedars Sinai Medical Center, Los Angeles, mempelajari catatan medis lebih dari 23 ribu orang dewasa yang pernah menderita Covid-19 setidaknya sekali.

Mereka melihat seberapa besar kemungkinan orang-orang ini mendapatkan diagnosis baru diabetes, tekanan darah tinggi, atau kolesterol tinggi dalam tiga bulan setelah infeksi Covid-19 dibandingkan dengan tiga bulan sebelumnya. Pasalnya, kunjungan ke layanan kesehatan sering terganggu selama pandemi, banyak orang yang sekadar melakukan pemeriksaan fisik dan melewatkan pemeriksaan rutin.

Para peneliti menyadari hal ini bisa membuat mereka lebih mungkin mendapatkan diagnosis baru dari suatu kondisi, seperti diabetes, yang mungkin telah mereka kembangkan sebelumnya. Untuk mengontrol hal ini, para peneliti juga melihat risiko dari sesuatu yang mereka sebut diagnosis patokan, diagnosis baru adanya refluks asam ataupun infeksi saluran kemih (ISK), sebagai cara untuk mengatasi bias ini.

Data menunjukkan bahwa orang yang menderita Covid-19 memiliki risiko lebih tinggi untuk didiagnosis menderita diabetes, kolesterol tinggi, dan tekanan darah tinggi setelah infeksi. Namun ketika para peneliti menyesuaikan angka-angka itu untuk memperhitungkan diagnosis patokan, hanya risiko diabetes yang tetap meningkat secara signifikan yakni rata-rata sekitar 58 persen.

Luke Wander, asisten profesor kedokteran di University of Washington di Seattle, mengatakan temuan tersebut juga turut menyuarakan beberapa penelitian lain. Wander mengatakan bahwa studi baru ini cukup terkenal karena menambah data terbaru.

Studi juga menggunakan strategi untuk mencoba mengatasi pergeseran dalam perawatan kesehatan selama pandemi. Kelebihan lain dari penelitian ini termasuk orang-orang yang didiagnosis antara Maret 2020 dan Juni 2022, sehingga dapat memperkirakan risikonya bahkan setelah varian Omicron melanda AS.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa Omicron menyebabkan infeksi Covid-19 yang tidak terlalu parah dibandingkan varian sebelumnya.

"Orang mungkin berharap bahwa dengan infeksi virus yang tidak terlalu parah, mungkin akan memiliki efek yang tidak sesuai target pada sistem kardio-metabolik," kata penulis studi utama, Alan Kwan, seorang ahli jantung di Cedars Sinai, mengutip CNN.

"Kami tidak benar-benar melihatnya. Kami melihat, pada dasarnya, pola yang ada," ujarnya melanjutkan.

Studi ini juga penting karena melihat peran vaksinasi dan menemukan bahwa itu dapat membantu melindungi dari diabetes. Ketika para peneliti menguraikan data, mereka menemukan bahwa orang-orang yang divaksinasi hampir tidak memiliki peningkatan risiko diabetes setelah Covid-19. Sedangkan, mereka yang tidak divaksinasi memiliki hampir 80 persen lebih tinggi.

Namun, perbedaan ini tidak signifikan secara statistik. Kwan mengatakan bahwa jika para peneliti memiliki lebih banyak data, hubungannya mungkin akan terlihat lebih jelas.

Para ilmuwan tidak begitu yakin bagaimana Covid-19 dapat meningkatkan risiko diabetes. Wander mengatakan mungkin ada beberapa alasan di baliknya.

"Masuk akal bahwa virus dapat secara langsung mengubah kemampuan tubuh untuk membuat atau menggunakan insulin," tulisnya dalam sebuah email.

Ia menjelaskan, mungkin saja perubahan gaya hidup yang dilakukan selama pandemi, seperti lebih sedikit olahraga dan lebih banyak mengonsumsi makanan cepat saji, juga dapat berkontribusi.

"Kami tidak dapat mengecualikan kemungkinan bahwa pola ini merupakan artefak dari peningkatan pengujian laboratorium di antara individu dengan infeksi SARS-CoV-2 baru-baru ini," kata Wander.

Untuk benar-benar memahami apakah diabetes adalah penyakit yang berbeda setelah pandemi, diperlukan penelitian yang mengikuti orang-orang untuk mengumpulkan informasi tentang faktor sosial terkait pandemi dan perubahan dalam kemampuan tubuh untuk membuat dan menggunakan insulin. (*)

Redaksi: [email protected]
Informasi Pemasangan Iklan: [email protected]
Info Kesehatan: Covid-19 Berisiko Tinggi Menambah Jumlah Penderita Diabetes, Kok Bisa?