27/02/2023 12:34:10
Info Kesehatan

Mengenal Cedera Otak Traumatis yang Dialami David Ozora dan Dampaknya

Foto: Ilustrasi/Research Gate

Beberapa hari terakhir ini, kasus penganiayaan yang dilakukan seorang putra pejabat pajak menjadi perbincangan publik. Akibat penganiayaan tersebut, korbannya yakni Cristalino David Ozora mengalami diffuce axonal injury (DAI) atau cedera aksonal difus. Seberapa bahaya efeknya?

Melansir detikcom, istilah diffuse axonal injury (DAI) menggambarkan cedera yang biasanya diakibatkan oleh trauma tumpul di kepala dan memengaruhi fungsi otak. Penelitian menunjukkan bahwa ada lebih dari 64.000 kematian terkait TBI di Amerika Serikat pada 2020.

Dikutip dari Medical News Today, DAI mengacu pada robekan serabut saraf yang dikenal sebagai akson. Cedera ini biasanya terjadi akibat pergeseran otak yang cepat di dalam tengkorak, menyebabkan serabut saraf meregang dan robek.

Akson adalah bagian neuron yang panjang seperti benang yang menghantarkan impuls listrik. Serabut saraf ini bertanggung jawab untuk komunikasi antara sel-sel saraf. Dengan demikian, kerusakan akson dapat mengganggu kemampuan mereka untuk berkomunikasi dan membantu mengkoordinasikan fungsi tubuh, yang dapat menyebabkan kecacatan yang parah.

DAI adalah penyebab paling umum dari koma, kecacatan, dan keadaan vegetatif persisten pada orang dengan TBI. Secara klinis, pakar kesehatan mendefinisikan DAI sebagai kehilangan kesadaran yang berlangsung selama 6 jam atau lebih setelah cedera. Ini juga dapat menyebabkan perubahan perilaku, sosial, fisik, dan kognitif pada seseorang yang mungkin bersifat sementara atau permanen.

Penyebab DAI

DAI lebih sering terjadi pada kecelakaan traumatis yang berpotensi menyebabkan otak berputar atau bergerak maju atau mundur di dalam tengkorak. Biasanya, jenis trauma ini melibatkan gerakan percepatan dan perlambatan.

Jika trauma yang didapatkan cukup kuat, ini dapat merusak akson, menyebabkan interkoneksi saraf ini tidak berfungsi atau terputus dan memengaruhi banyak area otak. Adapun penyebab DAI paling umum, seperti kecelakaan kendaraan bermotor, kecelakaan terkait olahraga, kekerasan, jatuh yang tidak disengaja (lebih sering terjadi pada orang dewasa yang lebih tua), dan shaken baby syndrome.

Dampak DAI

Melansir Hopkins Medicine, berikut efek cedera otak yang mungkin terjadi:

1. Defisit Kognitif

- Koma;

- Kebingungan;

- Rentang perhatian yang singkat;

- Masalah memori dan amnesia;

- Defisit pemecahan masalah;

- Masalah dengan penilaian;

- Ketidakmampuan untuk memahami konsep abstrak;

- Kehilangan rasa ruang dan waktu;

- Penurunan kesadaran diri dan orang lain;

- Ketidakmampuan untuk menerima lebih dari satu atau dua langkah perintah pada waktu yang sama.

 2. Defisit Motorik

- Kelumpuhan atau kelemahan;

- Spastisitas (pengencangan dan pemendekan otot);

- Keseimbangan yang buruk;

- Daya tahan menurun;

- Ketidakmampuan untuk merencanakan gerakan motorik;

- Keterlambatan dalam memulai;

- Tremor;

- Masalah menelan;

- Koordinasi yang buruk;

 3. Defisit Persepsi atau Sensorik

- Perubahan pendengaran, penglihatan, rasa, bau, dan sentuhan;

- Kehilangan sensasi atau peningkatan sensasi bagian tubuh;

- Pengabaian sisi kiri atau kanan;

- Kesulitan memahami posisi anggota tubuh dalam hubungannya dengan tubuh;

- Masalah penglihatan.

 4. Defisit Komunikasi dan Bahasa

- Kesulitan berbicara dan memahami ucapan (afasia);

- Kesulitan memilih kata yang tepat untuk diucapkan (afasia);

- Kesulitan membaca (aleksia) atau menulis (agraphia);

- Kesulitan mengetahui cara melakukan tindakan tertentu yang sangat umum, seperti menyikat gigi;

- Bicara lambat, ragu-ragu dan penurunan kosa kata;

- Kesulitan membentuk kalimat yang masuk akal;

- Masalah mengidentifikasi objek dan fungsinya;

- Masalah dengan membaca, menulis, dan kemampuan bekerja dengan angka.

5. Defisit Fungsional

- Gangguan kemampuan dengan aktivitas hidup sehari-hari (ADL), seperti berpakaian, mandi, dan makan;

- Masalah dengan pengaturan, belanja, atau pembayaran tagihan;

- Ketidakmampuan untuk mengendarai mobil atau mengoperasikan mesin;

- Kapasitas sosial yang terganggu mengakibatkan hubungan interpersonal yang sulit;

- Kesulitan dalam membuat dan mempertahankan teman;

- Kesulitan memahami dan menanggapi nuansa interaksi sosial.

 6. Gangguan Regulasi

- Kelelahan;

- Perubahan pola tidur dan kebiasaan makan;

- Pusing;

- Sakit kepala;

- Kehilangan kontrol usus dan kandung kemih;

- Perubahan kepribadian atau kejiwaan, apatis;

 - Menurunnya motivasi;

- Labilitas emosional;

- Sifat lekas marah;

- Kecemasan dan depresi;

- Disinhibition, seperti kemarahan, agresi, kutukan, penurunan toleransi frustrasi, dan perilaku seksual yang tidak pantas.

 *Dari berbagai sumber 

 

Redaksi: [email protected]
Informasi Pemasangan Iklan: [email protected]
Info Kesehatan: Mengenal Cedera Otak Traumatis yang Dialami David Ozora dan Dampaknya