06/03/2023 12:07:45
Info Kesehatan

Sulit Dideteksi Sebabnya, Gangguan Pendengaran Anak Bisa Terjadi Sejak Lahir

Foto: Ilustrasi/Depositphotos

Tahukah kamu bahwa gangguan pendengaran anak ternyata bisa terjadi sejak lahir? Selain itu, 90 persen penyebab gangguan pendengaran bawaan ini tidak diketahui penyebabnya.

Hal tersebut disampaikan dokter spesialis telinga hidung tenggorokan-kepala leher RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) dr Harim Priyono, Sp.THT-KL (K) dalam acara World Hearing Day 2023 di Jakarta Pusat, Minggu (5/3/2023). Sementara, 10 persennya disebabkan oleh beragam faktor, salah satunya adalah obat yang dikonsumsi orang tua ketika mengandung.

"Karena mengonsumsi obat-obatan yang sifatnya racun. Kemudian terinfeksi virus bisa. Bahkan Covid-19 itu sudah jelas bisa merusak rumah siput (koklea). Apakah akan selalu terjadi? Tentu tidak, tapi bisa," ujar dr Harim seperti dikutip dari detikcom.

Selain itu, gangguan pada pada rumah siput juga bisa terjadi jika orang tua memiliki riwayat penyakit darah tinggi. Proses persalinan yang tak berjalan lancar juga bisa menjadi faktor risiko lainnya.

"Terjadi pendarahan, tekanan darah tinggi, komplikasi kehamilan, itu semua bisa menimbulkan gangguan pada rumah siput si anaknya," jelas dr Harim.

"Setelah itu proses persalinan ya, jadi dari kehamilan berikutnya persalinan ya. Persalinannya apakah sulit atau tidak, lahir spontan tidak, berat lahirnya, prematur tidak, itu ada pengaruhnya," ujarnya menambahkan.

Gejala dan Cara Memeriksa Gangguan Pendengaran pada Bayi

Dokter Harim menjelaskan jika gangguan pendengaran pada anak, khususnya bayi sulit dideteksi oleh orang tua.

"Kalau sampai orang tua bisa mendeteksi adanya gangguan pendengaran, biasanya ini sudah pada usia deteksi yang agak terlambat. Karena otomatis orang tua akan menunggu kenapa anak saya tidak merespons pada perintah saya," ucapnya.

Walau begitu, dr Harim menjelaskan ada satu langkah sederhana yang bisa dilakukan orang tua untuk memeriksa kemampuan pendengaran anaknya.

"Kita sebetulnya bisa melihat respons bayi terhadap suara itu ada namanya refleks moro, jadi kalau dikagetin si bayi akan seperti telungkup. Ada gerakan di tangannya. Nah, kemudian itu juga pada waktu diajak bermain, itu bisa jadi tidak respon terhadap suara," tutur dr Harim.

Cochlear implant merupakan salah satu alat yang digunakan untuk menggantikan rumah siput yang ada di telinga. Fungsinya untuk mengubah suara menjadi listrik sehingga otak bisa mendengar.

Alat ini diperlukan jika rumah siput yang ada di telinga sudah tidak memiliki lagi kemampuan untuk mengubah suara menjadi stimulasi listrik ke otak. dr Harim menjelaskan cochlear implant tak harus menjadi solusi pertama untuk anak yang mengalami gangguan pada pendengaran.

"Prinsipnya adalah selama masih bisa kita bantu dengan alat bantu dengar konvensional, tetap rumah siput dengan alat bantu konvensional itu lebih baik," jelasnya.

Jika alat bantu konvensional masih tidak membantu juga nantinya, maka cochlear implant bisa menjadi pilihan. Pemasangan cochlear implant harus dilakukan melalui operasi. Proses operasi memakan waktu sekitar 1 jam.

"Untuk operasinya memerlukan rawat inap paling lama dua malam dan efek samping boleh dibilang hampir tidak ada ya. Misalnya kita operasi pagi ini, besok pagi pasien sudah boleh pulang. Prosesnya per telinga 1 jam, maksimal 1,5 jam," jelasnya.

Biaya operasi untuk pemasangan cochlear implant berkisar antara 35-70 juta rupiah tergantung dari kelas rawat inap yang dipilih. Biaya operasi nantinya ditanggung penuh oleh BPJS Kesehatan.

Sedangkan untuk alat cochlear implant bisa didapatkan dengan harga ratusan juta rupiah.

"Kalau alatnya rangenya setahu saya saat ini 200 juta, sampai paling mahal bisa ada yang 300-350 juta per unit," ujarnya. (*)

Redaksi: [email protected]
Informasi Pemasangan Iklan: [email protected]
Info Kesehatan: Sulit Dideteksi Sebabnya, Gangguan Pendengaran Anak Bisa Terjadi Sejak Lahir