13/04/2023 11:56:19
Info Kesehatan

Waspada! Kasus Arcturus Sudah Terdeteksi di Indonesia

Foto: Ilustrasi/Freepik

Kasus Covid-19 subvarian Omicron XBB.1.16 atau Arcturus, diduga kuat sudah terdeteksi di Indonesia. Hal ini ditunjukkan oleh Database Global Initiative on Sharing Avian Influenza Data (GISAID).

GISAID menunjukkan Indonesia sudah mendeteksi satu kasus Arcturus. Seperti diberitakan, varian ini memicu peningkatan kasus di India karena dikhawatirkan bisa 'lolos' antibodi pasca vaksinasi maupun infeksi alamiah.

Melansir detikcom Kamis (13/4/2023), data satu kasus varian Arcturus disubmit ke GISAID dalam 10 hari terakhir. Hanya ada satu sequence sampel yang dilampirkan.

Sementara India yang lebih dulu melaporkan kasus varian Arcturus, tercatat sudah melampirkan 1.015 hasil sequence sampel pasien terkait dugaan XBB.1.16 dengan hasil submit data sebanyak 90 kasus.

Sementara, beberapa waktu lalu Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr Siti Nadia Tarmizi memastikan Indonesia belum mendeteksi kasus varian Arcturus. Kemungkinan peningkatan kasus yang terjadi diakibatkan mobilitas tinggi di masyarakat.

Meski demikian, Kemenkes tetap mengimbau masyarakat untuk segera vaksin booster.

Kasus Covid-19 Menanjak

Data GISAID juga menunjukkan varian Arcturus terdeteksi di negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia. Singapura sudah mulai melihat peningkatan kasus varian Arcturus sejak akhir Januari, dan mulai melonjak di awal April.

Perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia juga kembali menunjukkan tren peningkatan. Dalam sepekan terakhir, kenaikan kasus konfirmasi Covid-19 mencapai 45,74 persen, pun dengan kasus kematian Covid-19 yang dilaporkan meningkat mencapai 44 persen.

Rinciannya, selama periode 29 Maret-4 April, jumlah kasus Covid-19 yang dilaporkan berjumlah 2.949 kasus, lalu naik menjadi 4.298 kasus konfirmasi Covid-19 selama rentang periode 5-11 April.

Sementara untuk kasus kematian Covid-19, tercatat selama sepekan terakhir berjumlah 36 kasus. Jumlah itu lebih tinggi dibandingkan periode 29 Maret-4 April yang mencatatkan 25 kasus kematian.

Pemerintah juga melaporkan jumlah kasus konfirmasi Covid-19 melonjak menjadi 944 kasus per Selasa (11/4). Kasus kematian Covid-19 harian juga melonjak menjadi 14 kasus, jumlah itu merupakan penambahan kasus kematian tertinggi di Indonesia terhitung sejak 2 Januari 2023.

Sejumlah pihak menilai kenaikan ini terjadi imbas penularan subvarian Omicron XBB 1.16 alias Arcturus yang menjadi varian baru yang dikhawatirkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI dr Azhar Jaya membenarkan adanya kenaikan kasus Covid-19 di dua hari terakhir, nyaris kembali menyentuh seribu, yakni sekitar 900-an kasus. Peningkatan ini berdampak pada tren rawat inap Covid-19 di sejumlah rumah sakit.

Namun, sejauh ini, gejala yang ditimbulkan didominasi keluhan ringan. Otomatis kenaikan tren kasus Covid-19 rawat inap di RS juga tidak signifikan.

"Jadi terus terang salah satunya ini kita sedang selidiki apakah terkait varian Arcturus, yang memang sedang meningkat di beberapa negara," ujarnya.

"Atau iya memang karena mobilitas itu tadi dan aktivitas yang sudah lebih bebas."

Sejak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dicabut, aktivitas warga menjadi lebih longgar. Pemakaian masker tidak lagi wajib dan intervensi pemerintah dalam protokol kesehatan tidak seketat sebelumnya.

Masyarakat diminta memiliki kesadaran tersendiri untuk menilai risiko penularan saat berkegiatan di luar atau dalam ruangan.

"Kan sekarang aktivitas sudah longgar di mana-mana, bukber, dan segala macam. Ini dari keduanya kita sedang selidiki, tapi sekali lagi yang kita ingat, severity-nya (keparahan gejala) tidak terlalu mengkhawatirkan," sambung dia.

"Tentu ada peningkatan kasus rawat inap di RS, tetapi peningkatannya ga linier," sambung dia.

Belum ada masyarakat sampai mengeluh kesulitan mencari RS, karena daya tahan imunitas warga saat ini juga diyakini cukup baik. Berkaca dari hasil sero survei antibodi Covid-19 yang menunjukkan 90 persen populasi Indonesia 'kebal' virus SARS-CoV-2.

"Tapi kita masih terus dalami ini dan kita terus cermati angkanya dari hari ke hari kalau memang dalam tanda kutip pemerintah perlu mengeluarkan kebijakan, ya kita keluarkan," katanya. (*)

Redaksi: [email protected]
Informasi Pemasangan Iklan: [email protected]
Info Kesehatan: Waspada! Kasus Arcturus Sudah Terdeteksi di Indonesia