10/05/2023 12:08:52
Info Kesehatan

Kasus Sifilis pada Anak Indonesia Meningkat 70 Persen, Apa Penyebabnya?

Foto: Ilustrasi/iStock

Kasus penyakit sifilis pada anak di Indonesia mengalami peningkatan signifikan dalam lima tahun terakhir. Angkanya naik dari 18 ribu menjadi 21 ribu kasus atau naik hampir 70 persen.

Penyakit menular seksual sifilis atau yang biasa disebut ’raja singa’ menjadi salah satu perhatian Kementerian Kesehatan RI.

"Dari 2018 sampai 2022 kemarin terjadi peningkatan kasus hampir 70 persen, dari 18 ribu kasus menjadi 21 ribu kasus saat ini," kata juru bicara Kemenkes RI Mohammad Syahril seperti dilansir dari detikcom.

Syahril mengatakan salah satu bentuk pencegahan penyakit sifilis adalah dengan tidak melakukan seks berisiko. Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat yang sudah menikah untuk tetap setia pada pasangannya.

Tidak jauh berbeda dengan HIV, khusus kasus sifilis pada anak disebut Syahril paling banyak tertular dari ibunya. Hal ini dikarenakan minimnya tes atau skrining sifilis pada kasus ibu hamil.

"Ibu hamil dengan sifilis yang diobati masih rendah, hanya di kisaran 40 persen. Nah, sisanya alias 60 persen tidak mendapatkan pengobatan sehingga berpotensi menularkan dan menimbulkan cacat pada anak yang dilahirkan," tutur dr Syahril.

Dijelaskan, setiap tahun ada penambahan rata-rata 17-20 ribu, ini perlu menjadi perhatian sekaligus warning bagi seluruh masyarakat. Begitu besarnya dampak sifilis dan HIV kepada anak-anak, apabila seorang ibu tidak mendapatkan perlakuan yang baik.

"Rendahnya pengobatan dikarenakan adanya stigma dan unsur malu. Setiap tahunnya, dari lima juta kehamilan, hanya sebanyak 25 persen ibu hamil yang melakukan skrining sifilis. Dari 1,2 juta ibu hamil, sebanyak 5.590 diantaranya positif sifilis," tuturnya

Selain menghindari aktivitas seks berisiko, masyarakat juga diminta aktif melakukan tes sifilis di fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas yang bisa didapatkan secara gratis. Hal ini demi memastikan angka kematian dan kesakitan akibat sifilis bisa terus ditekan. 

Sifilis Kongenital

Melansir laman Alodokter, ibu hamil yang terkena sifilis dapat menyebarkan penyakit ini kepada anaknya, baik sejak dalam kandungan maupun saat persalinan. Sifilis jenis ini disebut sifilis bawaan atau sifilis kongenital.

Kondisi ini sering menimbulkan komplikasi serius saat kehamilan, seperti keguguran, kematian janin, atau kematian bayi beberapa saat setelah dilahirkan.

Bila berhasil hidup, bayi yang lahir dengan sifilis kongenital biasanya tidak menunjukkan gejala tertentu pada awalnya. Namun, beberapa bayi dapat mengalami ruam di bagian telapak tangan atau telapak kaki, serta pembengkakan kelanjar getah bening dan organ limpa.

Kondisi sifilis kongenital dapat menimbulkan komplikasi serius, seperti:

-Kelainan bentuk tulang, seperti batang hidung yang rata karena tulang rawan rusak dan dahi yang menonjol karena peradangan

-Kelainan bentuk gigi

-Anemia berat

-Pertumbuhan tulang yang abnormal

-Meningitis

-Ganguan saraf, seperti buta atau tuli 

 

Redaksi: [email protected]
Informasi Pemasangan Iklan: [email protected]
Info Kesehatan: Kasus Sifilis pada Anak Indonesia Meningkat 70 Persen, Apa Penyebabnya?