06/06/2023 15:35:43
Mengenal ADHD (2)

Gejala yang Muncul dan Upaya Pengobatan

Foto: Ilustrasi/Shutterstock

Kasus Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) umumnya terjadi pada seseorang sejak usia kanak-kanak. Akan tetapi, bukan tidak mungkin jika gejalanya baru dirasakan ketika usia penderita beranjak remaja bahkan dewasa.

ADHD merupakan gangguan perkembangan saraf yang kompleks. Kondisi ini dapat memengaruhi kemampuan pengidapnya untuk berfungsi dalam aspek kehidupan seperti di sekolah, di tempat kerja, dan bahkan di rumah.

Gejala ADHD pada anak-anak, remaja, dan orang dewasa bisa berbeda-beda. Bahkan terkadang sulit untuk dikenali.

ADHD umumnya didiagnosa pada anak-anak atau pada saat mereka remaja, dengan usia rata-rata 7 tahun. Orang dewasa dengan ADHD mungkin telah menunjukkan gejala sejak anak-anak atau remaja, tapi diabaikan. Hal tersebut menyebabkan diagnosa terlambat dilakukan.

Berikut gejala ADHD yang dikutip dari laman halodoc:

1. Gejala pada anak-anak

Gejala utama ADHD yaitu kurangnya perhatian, hiperaktif-impulsif, atau kombinasi keduanya. Anak dengan ADHD mungkin mengalami:

-Kesulitan untuk memperhatikan dan tetap teratur.

-Memiliki kegelisahan yang berlebihan.

-Memiliki masalah dengan pengendalian diri atau perilaku impulsif.

Gejala ADHD pada anak mungkin terlihat seperti:

-Kesulitan fokus pada aktivitas dan menjadi mudah terganggu.

-Rentang perhatian rendah saat bermain atau mengerjakan tugas sekolah.

-Gelisah, menggeliat, atau kesulitan duduk diam.

-Selalu membutuhkan gerakan atau sering berlarian.

-Berbicara berlebihan dan menyela orang lain.

2. Gejala pada remaja

Seiring bertambahnya usia anak-anak dengan ADHD, gejala yang mereka alami dapat berubah. Dalam beberapa kasus, gejala tertentu yang terlihat di masa kanak-kanak mungkin menjadi kurang bermasalah di masa remaja.

Sementara itu, gejala baru dapat muncul di tengah perubahan tanggung jawab seiring bertambahnya usia.

Pada remaja dengan ADHD, gejala yang mungkin muncul dapat berupa:

-Kesulitan fokus pada tugas sekolah atau pekerjaan lain.

-Sering melakukan kesalahan saat melakukan tugas atau pekerjaan.

-Kesulitan menyelesaikan tugas, terutama tugas sekolah atau pekerjaan rumah.

-Memiliki masalah dengan organisasi dan manajemen waktu.

-Sering melupakan barang atau kehilangan barang pribadi.

-Sering menghindari tugas-tugas yang melelahkan secara mental.

-Kesulitan menavigasi hubungan sosial dan keluarga.

-Mengalami peningkatan frustasi dan kepekaan emosional.

Penting untuk dipahami, bahwa meskipun gejala ADHD terkadang dapat menyebabkan remaja tampak ’’tidak dewasa’’. Akan tetapi, gejala tersebut hanyalah bagian dari ADHD dan tidak ada hubungannya dengan tingkat kedewasaan anak.

3. Gejala ADHD pada orang dewasa

Meskipun kebanyakan orang dengan ADHD menerima diagnosa selama masa kanak-kanak, tapi terkadang gejala tersebut diabaikan atau disalahartikan. Namun, selama gejala ADHD muncul pada seseorang sebelum usia 12 tahun, kamu masih dapat menerima diagnosa di masa dewasa.

Pada orang dewasa, gejala ADHD mungkin tampak berbeda dibandingkan pada masa kanak-kanak atau remaja. Mungkin karena adanya perbedaan tanggung jawab yang dimiliki saat dewasa.

Gejala ADHD pada orang dewasa dapat berupa:

-Kesulitan belajar di perguruan tinggi atau pekerjaan.

-Kesulitan menyelesaikan tugas atau pekerjaan.

-Memiliki masalah harga diri dan kesejahteraan mental secara keseluruhan.

-Melakukan penyalahgunaan zat, terutama alkohol.

-Memiliki tantangan dalam hubungan dengan pasangan, keluarga, atau rekan kerja.

-Sering mengalami kecelakaan atau cedera.

Diagnosis

Tidak semua anak yang terlihat sangat aktif dapat didiagnosis menderita ADHD. Ada beberapa langkah yang akan dilakukan dokter untuk mendiagnosis ADHD.

-Menggali riwayat perjalanan penyakit pengidap, riwayat penyakit pada keluarga, serta catatan sekolah pengidap.

-Menjalani serangkaian pemeriksaan fisik dan psikologis yang akan dilakukan oleh dokter ahli terhadap pengidap.

-Melakukan wawancara atau kuesioner terhadap anggota keluarga, guru, pengasuh, atau orang yang mengenal baik pengidap.

-Melakukan beberapa tes gambar dan tes laboratorium untuk mencari penyebab lain.

Upaya Pengobatan

ADHD hingga saat ini memang belum dapat disembuhkan. Namun, penanganan perlu segera dilakukan untuk membantu pengidap beradaptasi dengan penyakitnya sehingga memiliki kualitas hidup yang lebih baik.

Beberapa upaya pengobatan ADHD, antara lain:

-Obat-obatan yang umum digunakan untuk mengatasi ADHD. Obat-obatan ini digunakan untuk membantu pengidap lebih tenang dan mengurangi sikap impulsif sehingga dapat lebih memusatkan perhatian.

-CBT (cognitive behavioural therapy). Terapi ini dilakukan untuk menolong pengidap mengubah pola pikir dan perilaku saat mengalami masalah dalam hidupnya.

-Terapi psikologi. Perawatan ini bertujuan supaya pengidap ADHD dapat menemukan solusi untuk mengatasi gejala penyakitnya.

-Pelatihan interaksi sosial. Pelatihan ini bertujuan untuk menolong pengidap dalam memahami perilaku sosial yang dapat diterima dalam masyarakat.

Selain pengidap, orang tua dan keluarga juga sebaiknya menjalani beberapa terapi supaya dapat beradaptasi dan menerima gejala pengidap ADHD. Terapi yang dapat dilakukan diantaranya adalah:

1.Terapi perilaku. Terapi ini bertujuan supaya orang tua atau pengasuh dapat memiliki strategi untuk menolong pengidap dalam menjalani kehidupan sehari-hari atau mengatasi keadaan yang sulit.

2.Pelatihan untuk orang tua pengidap ADHD. Pelatihan ini bertujuan supaya orang tua lebih memahami perilaku pengidap dan memberikan bimbingan bagi orang tua untuk menjalani hidup dengan pengidap ADHD.

Pencegahan

Tidak ada pencegahan spesifik terhadap ADHD. Namun, risiko gangguan ini bisa dikurangi, dimulai dari masa kehamilan.

Ibu hamil disarankan untuk tidak merokok, tidak mengonsumsi minuman beralkohol dan obat-obatan terlarang, serta sebisa mungkin menjauhkan anak dari asap rokok dan paparan zat beracun yang bisa membahayakan kesehatan.

Komplikasi

ADHD dapat mempersulit kehidupan anak-anak dan remaja, misalnya:

-Anak sering kesulitan berada di dalam kelas, sehingga menyebabkan kegagalan akademik serta penilaian oleh anak-anak lain dan orang dewasa.

-Cenderung mengalami lebih banyak kecelakaan atau cedera dibandingkan anak-anak tanpa ADHD.

-Cenderung memiliki harga diri yang buruk.

-Mengalami kesulitan berinteraksi dan diterima dalam pertemanan sebaya dan orang dewasa.

-Berada pada peningkatan risiko penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan serta perilaku nakal lainnya.

Bukan cuma itu, ADHD juga dapat mempersulit kehidupan orang dewasa, seperti:

-Prestasi akademik dan karir yang buruk.

-Pengangguran.

-Masalah keuangan.

-Masalah dengan hukum.

-Kecanduan alkohol dan penyalahgunaan zat lainnya.

-Sering mengalami kecelakaan kendaraan dan lainnya.

-Hubungan tidak stabil.

-Kesehatan fisik dan mental yang buruk.

-Citra diri yang buruk.

-Memiliki upaya bunuh diri.

Redaksi: [email protected]
Informasi Pemasangan Iklan: [email protected]
Mengenal ADHD (2): Gejala yang Muncul dan Upaya Pengobatan