Timbulkan Masalah Kesehatan dan Komplikasi Serius

Foto: Ilustrasi/internet

Bukan sekadar masalah citra tubuh, obesitas adalah persoalan medis yang dapat memicu komplikasi serius pada kesehatan. Obesitas sangat berisiko menimbulkan berbagai penyakit seperti jantung, diabetes, tekanan darah tinggi, dan kanker.

Melansir laman halodoc,  penderita obesitas cenderung memiliki tekanan darah tinggi dan kadar kolesterol abnormal, yang merupakan faktor risiko penyakit jantung dan stroke. Selain itu, penderita obesitas juga berisiko mengalami diabetes tipe 2.

Obesitas juga dapat meningkatkan risiko kanker rahim, leher rahim, endometrium, ovarium, payudara, usus besar, rektum, kerongkongan, hati, kandung empedu, pankreas, ginjal dan prostat. Sedangkan untuk masalah pencernaan, pengidap obesitas lebih berisiko mengalami mulas, penyakit kandung empedu dan masalah hati.

Orang dengan obesitas rentan mengalami sleep apnea, gangguan yang berpotensi serius di mana pernapasan berulang kali berhenti dan dimulai saat tidur. Tak hanya itu, obesitas dapat meningkatkan tekanan pada sendi yang menahan beban, selain meningkatkan peradangan di dalam tubuh sehingga menyebabkan komplikasi seperti osteoarthritis.

Ditengah pandemi Covid-19, obesitas meningkatkan risiko mengembangkan gejala yang parah saat pengidapnya terinfeksi coronavirus.

Lalu, bisakah obesitas dicegah?

Tindakan pencegahan tentunya jauh lebih baik daripada mengobati. Langkah-langkah untuk mencegah kenaikan berat badan, yaitu dengan olahraga harian, diet sehat, dan komitmen jangka panjang untuk mengawasi apa yang dimakan dan minum.

Dengan diet sehat, peningkatan aktivitas fisik, dan perubahan perilaku dapat membantu seseorang menurunkan berat badan. Penurunan berat badan sekecil apapun mampu memperbaiki atau mencegah masalah kesehatan yang berhubungan dengan obesitas.

Berikut tips pencegahan obesitas yang dapat dilakukan:

-Berolahraga secara teratur

Lakukan aktivitas intensitas sedang selama 150 hingga 300 menit seminggu untuk mencegah penambahan berat badan. Kegiatan fisik yang cukup intens ini termasuk berjalan cepat dan berenang.

-Ikuti rencana makan sehat, dengan fokus pada makanan rendah kalori, makanan padat nutrisi, seperti buah-buahan, sayur-sayuran dan biji-bijian. Hindari lemak jenuh dan batasi permen dan alkohol. Makan tiga kali sehari dengan camilan terbatas.

-Awasi dan pelajari makanan sehari-hari dan selalu berat badan secara teratur dan konsisten. Proses menurunkan berat badan tidak mudah dan singkat, serta penerapan pola hidup sehat juga tidak boleh dijadikan sementara.

Hal yang terpenting adalah memiliki pola pikir bahwa gaya hidup sehat harus dilakukan terus-menerus, bila berat badan menurun itu adalah bonus dari tubuh yang sehat. (*)