08/08/2023 16:51:08
Info Kesehatan

Jambore Pramuka Dunia di Korsel Dihantam Panas Ekstrem, Apa Saja Dampaknya pada Kesehatan?

Foto: Ilustrasi/Internet

Panas ekstrem yang melanda Korea Selatan, berpengaruh juga terhadap pelaksanaan Jambore Pramuka Dunia ke-25. Akibatnya, ratusan delegasi jatuh sakit di lokasi perkemahan.

Pelaksanaan Jambore Pramuka Dunia ke-25 di Korea Selatan diikuti oleh 156 negara, termasuk Indonesia. Pemerintah Korea Selatan selaku penyelenggara melakukan berbagai hal, diantaranya mengirimkan truk air, memasang AC, hingga menyiapkan tenaga medis untuk meminimalisasi dampak suhu ekstrem tersebut.

Berikut fakta-fakta gelombang panas di Jambore Pramuka Internasional 2023 seperti dilansir dari Tempo:  

1.    Peserta Terima Perawatan Medis

Sekitar 600 kontingen pramuka menerima perawatan penyakit yang berhubungan dengan panas. Sebagian besar dari mereka yang tumbang mengeluhkan gejala ringan. Sebelumnya, pihak otoritas berwenang mengumumkan peringatan panas tertinggi dalam empat tahun terakhir, yaitu 38 derajat Celcius.

2.    Korea Selatan Tingkatkan Fasilitas

Jambore Internasional ke-25 tersebut diadakan usai pemerintahan Presiden Yoon Suk Yeol dikritisi atas penanganan bencana banjir yang menewaskan lebih dari 40 warga. Sejumlah masyarakat di Buan, Korea Selatan mengatakan, seharusnya pemerintah lebih siap dalam menghadapi gelombang panas.

Sementara itu, panitia menyatakan bahwa pihaknya telah mengatur jadwal tergantung pada perubahan suhu. “Meskipun panas dan kesulitan serta tantangan yang dihadapi, hanya delapan persen yang melaporkan bahwa mereka merasa tidak puas Kami berterima kasih kepada pemerintah dan pemerintah provinsi yang menyediakan tambahan sumber daya,” kata Direktur Acara Dunia di Pramuka Jacob Murray kepada Reuters.

Lebih lanjut, Perdana Menteri Han Duck-soo menyebut presiden telah menyetujui anggaran 6 miliar Won atau sekitar US$4,6 juta untuk mendukung jambore. “Pemerintah akan mengerahkan semua sumber daya guna memastikan bahwa jambore dapat terlaksana dengan aman di tengah gelombang panas,” ucapnya.

3.    Inggris Kirim Pejabat Konsuler

Dalam acara yang direncanakan berlangsung hingga 12 Agustus 2023 itu, pejabat konsuler Inggris dikirimkan ke lokasi. Seorang juru bicara kantor Kementerian Luar Negeri Inggris menjelaskan bahwa pengiriman pejabat guna memantau kondisi kontingen maupun pelaksanaan Jambore Pramuka Dunia ke-25.

4.    Amerika Serikat, Inggris, dan Singapura Mundur

Delegasi Amerika Serikat (As) menyusul untuk mengundurkan diri dari Jambore Dunia 2023 usai lebih dahulu dilakukan Inggris Raya. “Kontingen AS untuk jambore telah membuat keputusan sulit, kami akan meninggalkan lokasi lebih awal karena cuaca ekstrem sehingga menimbulkan masalah,” bunyi surat elektronik (email) yang dikirimkan kepada orang tua anggota kontingen AS.

Peserta dari Negeri Paman Sam telah mengikuti serangkaian kegiatan hingga Sabtu, 5 Agustus 2023. Kemudian, mereka pindah ke Garnisun Humphreys Angkatan Darat AS di dekat lokasi jambore pramuka sehari setelahnya, menurut email yang didapatkan Reuters.

Tak hanya itu, Singapura juga diketahui menarik mundur peserta dengan menyewa hotel di sekitar lokasi perkemahan. Meski tidak ada yang sakit, tercatat 67 kontingen yang dikirimkan dari negara berjuluk Negeri Singa itu, 40 di antaranya siswa berusia 14 dan 17 tahun memilih untuk menyelamatkan diri.

5.    Pertimbangkan Akhiri Acara Lebih Awal

Organisasi Gerakan Kepanduan Dunia  (WOSM) mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Jumat untuk meminta Asosiasi Kepanduan Korea Selatan mempertimbangkan opsi alternatif mengakhiri acara lebih awal. Selain itu, panitia juga diminta untuk memikirkan untuk mendukung peserta Jambore Pramuka Dunia ke-25 2023 dapat kembali ke negara asal.

Peserta dari Indonesia Dilaporkan Baik-Baik Saja

Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Teuku Faizasyah menegaskan bahwa kondisi peserta dari Kontingen Indonesia dalam acara Jambore tersebut baik-baik saja.

Sebelumnya, Wakil Kepala Perwakilan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Seoul, Korea Selatan Zelda Wulan Kartika membenarkan adanya sekitar 1.500 peserta dari Kontingen Indonesia yang mengikuti jambore tersebut. Hingga Jumat (4/8/2023), pihaknya memastikan belum ada peserta yang dilaporkan pingsan akibat kepanasan.

"Alhamdulillah, sampai hari ini (Jumat) belum ada informasi mengenai adanya peserta Indonesia yang sakit atau pingsan akibat cuaca panas," ujarnya seperti dilansir dari Kompas.com.

Meski demikian, ia mengakui sempat ada peserta Pramuka yang mengalami dehidrasi. Peserta tersebut telah sehat dan kembali beraktivitas seperti biasa. "Sampai kemarin (Kamis) terdapat dua orang Pramuka Indonesia yang mengalami dehidrasi. Namun, setelah perawatan beberapa jam di medical center, sudah kembali ke tendanya masing-masing," tuturnya.

Phaknya mengaku terus berkomunikasi dengan delegasi ataupun para pejabat Kwartir Nasional Gerakan Pramuka yang berada di lapangan terkait kontingen Indonesia. "Kami berencana menjenguk ke lapangan dalam waktu dekat," kata dia.

Pihak Kontingen Indonesia melalui tim dokter dan sekretariat juga memberikan pendampingan penuh, termasuk penyediaan transportasi, pembelian obat, dan penyediaan kursi roda serta tongkat penyangga untuk yang memerlukannya.

Efek buruk terhadap kesehatan

Suhu panas yang menyengat tidak hanya menyebabkan badan menjadi lemas dan tidak nyaman, tetapi  juga dapat mengakibatkan tubuh rentan terserang berbagai penyakit.   Hal ini dikarenakan kenaikan suhu tubuh yang terlalu cepat akibat pengaruh eksternal mempengaruhi kemampuan tubuh untuk mengatur suhu yang dapat menyebabkan serangkaian penyakit.

Berikut beberapa penyakit yang mungkin dialami pada cuaca panas ekstrem, seperti dilansir dari laman Kemkes.go.id:

1.Sakit Kepala Sebelah (Migrain). Hal ini disebabkan karena tubuh terpapar sinar matahari yang terik, selain itu kondisi ini juga bisa terjadi jika tubuh terpapar polusi udara berlebihan.

2.Panas Dalam.  Cuaca yang terlalu panas dapat menyebabkan tubuh mengalami panas berlebihan, dan Jika ditambah dengan asupan makanan yang kurang tepat, misalnya terlalu banyak makan gorengan atau pedas, maka bisa memicu masalah panas dalam.

3.Infeksi Saluran Pernapasan. Gangguan kesehatan seperti infeksi saluran pernapasan rentan menyerang saat cuaca panas dan berdebu.  Tentu saja hal ini terjadi apabila ketika beraktivitas di luar ruangan atau saat mengendarai kendaraan umum maupun sepeda motor tidak menggunakan masker.  Cuaca panas juga seringkali menyebabkan kebakaran hutan seperti yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia, dimana asap tebal yang ditimbulkannya apabila terhirup dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).

4.Sakit Mata. Sakit mata juga merupakan salah satu penyakit saat cuaca panas yang perlu diperhatikan, terutama jika kotoran, debu, dan asap terpapar mata saat beraktivitas.  Akibatnya mata mengelami berbagai gangguan seperti mata merah, gatal, atau panas.

5.Demam Tinggi.  Saat badan terpapar panas terik suhu tubuh akan meningkat dan dapat menyebabkan demam tinggi.  Apabila hal ini tidak ditangani bisa berbahaya dan merusak otak dan organ-organ vital di dalam tubuh kita.

6.Dehidrasi dan Heat Stroke.  Serangan Heat Stroke, dehidrasi, dan iritasi kulit termasuk beberapa gangguan kesehatan yang perlu diwaspadai saat panas.  Keadaan ini dapat dikenali dengan kulit kering serta warna air kencing yang keruh, apabila air kencing berwarna kuning keruh kemungkinan sudah mengalami dehidrasi parah.  Selain dehidrasi, risiko Heat Stroke juga perlu diwaspadai, karena dapat memperparah riwayat penyakit yang diderita seseorang, dimana kejadian Heat Stroke diawali karena kelelahan akibat dehidrasi. (*)

*Dari berbagai sumber

Redaksi: [email protected]
Informasi Pemasangan Iklan: [email protected]
Info Kesehatan: Jambore Pramuka Dunia di Korsel Dihantam Panas Ekstrem, Apa Saja Dampaknya pada Kesehatan?