10/08/2023 11:19:12
Info Kesehatan

6 Dampak Polusi Udara yang Seringkali Diabaikan

Foto: Ilustrasi/Internet

Baru-baru ini, merujuk pada hasil pemantau kualitas udara, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menempati peringkat pertama kota paling berpolusi di Indonesia sepanjang Juli 2023. Konsentrasi udara Tangsel mencatat PM 2.5 berada di 60 (µg/m3), empat kali lipat melampaui pedoman aman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

PM2.5 adalah partikel padat polusi udara berukuran kurang dari 2,5 mikrometer atau 36 kali lebih kecil dari diameter sebutir pasir. Ukuran PM2.5 yang sangat kecil membuat partikel polusi ini tidak dapat disaring oleh tubuh.

Angka PM 2.5 di Juli bahkan lebih tinggi dibandingkan bulan Juni, yakni 56. Dengan begitu, kategori kualitas udara Tangsel berwarna merah yang diartikan tidak sehat. Kondisi ini dapat menimbulkan beragam masalah kesehatan seperti kelahiran prematur, asma, batuk dan sesak napas, jantung koroner, diabetes, hingga kanker paru-paru.

Bukan hanya pada sistem pernapasan, udara yang kotor juga dapat menyebabkan gangguan pada tumbuh kembang anak hingga ibu hamil. Berikut beberapa dampak polusi udara pada kesehatan yang sering diabaikan seperti dilansir dari Halodoc:

1. Batuk

Paparan polutan dengan durasi waktu yang pendek dapat menyebabkan seseorang mengalami kondisi batuk. Hal ini disebabkan polutan yang masuk ke dalam sistem pernapasan bagian atas sehingga memicu tubuh untuk mengeluarkan polutan tersebut.

2. Asma

Jika kamu memiliki riwayat asma, kondisi udara yang buruk dapat menyebabkan penyakit asma kambuh secara berulang. Untuk itu, selalu pastikan udara di sekitar lingkungan kamu bersih dengan membersihkan rumah secara rutin.

3. Gangguan mata

Polusi udara juga dapat menyebabkan gangguan mata pada orang yang terpapar. Udara yang buruk dapat memicu iritasi, sindrom mata kering, konjungtivitis, hingga glaukoma.

Sebaiknya gunakan kacamata atau pelindung mata ketika kamu beraktivitas di lokasi dengan kualitas udara yang buruk. Jangan lupa untuk selalu membawa obat tetes mata dan hindari menyentuh mata terlalu sering.

4. Kelahiran prematur

Ibu hamil sebaiknya waspada saat melakukan kegiatan di luar rumah. Menghirup udara yang kotor dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur. 

Sebaiknya selalu gunakan masker untuk mencegah menghirup polutan dan lakukan pemeriksaan kesehatan kandungan secara rutin untuk menghindari gangguan kehamilan.

5. Pertumbuhan paru-paru tidak maksimal

Anak-anak yang dibesarkan pada lingkungan dengan udara yang kotor berisiko mengalami pertumbuhan paru-paru yang tidak maksimal. Hal ini membuat anak berisiko mengalami gangguan pernapasan dan mengurangi fungsi paru-paru saat mereka bertumbuh dewasa. 

6. Meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular

Saat kamu menghirup udara berkualitas buruk, polutan udara dapat masuk jauh ke dalam aliran darah melalui paru-paru dan jantung. Kemudian zat tersebut dapat merusak pembuluh darah dengan membuatnya lebih sempit dan keras. Alhasil risiko terkena penyakit jantung dan peredaran darah menjadi lebih tinggi.

Cara meminimalisasi risiko paparan polutan

Kamu bisa mengurangi paparan polutan dengan mengurangi jumlah waktu yang dihabiskan pada daerah dengan kualitas udara yang buruk. Cukup penting untuk mengetahui polutan lebih banyak berasal dari udara luar atau dalam rumah. 

Nah, berikut cara yang bisa kamu lakukan untuk menurunkan polusi udara baik di dalam maupun luar ruangan, seperti:

-Membatasi melakukan kegiatan pada lingkungan yang padat dengan kendaraan bermotor atau kawasan industri.

-Menggunakan masker saat melakukan kegiatan di kawasan dengan udara yang kotor.

-Rutin membersihkan lingkungan tempat tinggal.

-Kurangi penggunaan pembersih rumah yang berisiko menyebarkan polutan pada udara.

Dampak polusi udara memang tidak akan langsung kamu rasakan. Namun, jika terpapar polusi terlalu sering, sangat mungkin bagi kamu untuk mengalami beberapa gangguan pernapasan. 

Nah, agar keluhannya tidak semakin berkembang, kamu bisa mengatasi gangguan pernapasan ringan dengan beberapa cara berikut:

1. Perbanyak cairan tubuh

Mengonsumsi banyak cairan seperti air, jus, atau air lemon hangat merupakan langkah yang tepat untuk membantu melancarkan pernapasan. Sebab, air membantu mengencerkan lendir yang melapisi saluran udara dan paru-paru. Jika kamu dehidrasi, maka lendir akan menebal dan lengket sehigga memperlambat pernapasan secara keseluruhan.

2. Mengonsumsi obat

Tentunya untuk mengatasi gangguan pernapasan, dokter akan meresepkan obat yang disesuaikan dengan gejala dan penyakit yang kamu alami. Jika kamu mengalami batuk disertai dengan dahak yang kental, dokter akan menyarankan obat mucolytic. Sementara itu, jika memiliki masalah sesak napas atau mengi, dokter akan meresepkan teofilin untuk meredakan gejalanya.

3. Menggunakan nasal spray

Untuk melegakan pernapasan akibat polusi udara kamu juga bisa gunakan nasal spray atau cairan pembersih hidung. Nasal spray berfungsi untuk meringankan hidung tersumbat dan nasofaring yang disebabkan karena flu, sinusitis, hayfever, atau alergi yang disebabkan karena debu dan polusi.

Cara menggunakannya semprotan hidung ini cukup mudah. Pertama-tama bersihkan lubang hidung. Selanjutnya, semprotkan nasal spray selama 2-3 kali dalam sehari, saat pagi dan malam. Tidak hanya dapat digunakan orang dewasa, anak-anak di atas usia enam tahun juga aman menggunakan cairan pembersih hidung. (*)

Redaksi: [email protected]
Informasi Pemasangan Iklan: [email protected]
Info Kesehatan: 6 Dampak Polusi Udara yang Seringkali Diabaikan