Penyakit Musim Hujan yang Sering Menyerang Anak
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa potensi musim hujan di seluruh wilayah Indonesia akan datang pada November 2019. Itu artinya, Sobat Dokcil sudah harus waspada terhadap kemungkinan penyakit musim hujan yang sering menyerang anak.
Akibat cuaca yang lembap serta suhu lingkungan yang berubah, otomatis berdampak pada mikroba. Pada beberapa jenis mikroba, musim hujan adalah lingkungan yang ideal untuk berkembang biak.
Kondisi inilah yang membuat anak mudah terinfeksi dan jatuh sakit, apalagi jika daya tahan tubuhnya lemah. Anda mungkin sudah waspada terhadap penyakit flu atau DBD yang kerap menyerang di musim hujan. Akan tetapi, selain kedua penyakit tersebut, ada beberapa penyakit musim hujan lain yang harus Anda perhatikan dan waspadai.
Berikut lima penyakit yang sering menyerang anak seperti dilansir dari The Asian Parent:
Diare
Sekilas, diare terkesan penyakit yang mudah diobati. Namun ketika musim hujan tiba, Anda harus ekstra waspada terhadap penyakit ini. Diare paling sering disebabkan oleh bakteri Escherichia coli (E coli), bila penanganannya terlambat, diare bisa mengakibatkan dehidrasi hingga kematian.
Cuaca yang lembap membuat beberapa mikroba lebih cepat berkembang biak, maka penyimpanan makanan dan kebersihan tubuh anak harus dijaga agar ia tidak terkontaminasi. Karena itu, pastikan selalu anak mencuci tangannya setelah bermain atau setelah selesai dari toilet.
Flu Singapura
Penyakit ini diababkan oleh entovirus dan sering menular lewat batuk atau bersin. Penderita flu singapura biasanya pada kulitnya muncul bintil yang berisi air dan luka-luka di sekitar mulut (mukosa), telapak tangan dan telapak kaki. Tapi, bisa juga bintil itu muncul di siku tangan, bokong, lutut, dan lipat paha.
Akibat dari bintil ini, anak menjadi kesulitan dalam menelan sehingga terjadi penurunan nafsu makan yang drastis. Belum ada obat untuk menyembuhkan Flu Singapura, namun apabila demam, berikan obat penurun panas seperti Paresetamol dan pastikan anak tidak kekurangan cairan.
Leptospirosis
Apakah Sobat Dokcil tinggal di wilayah yang rentan banjir? Jika iya, penyakit yang satu ini wajib Anda waspadai. Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan bakteri Leptospira interrogans yang menyebar lewat urine tikus yang bercampur dengan air banjir, lalu masuk ke tubuh lewat kulit.
Gejala dari peyakit ini adalah mukosa yang kering dan kulit berwarna kekuningan. Pada kasus tertentu, penderita bisa mengalami diare dan kekurangan cairan. Leptospirosis harus dibuktikan melalui test laboratorium, jika seorang anak terbukti menderita penyakit ini, penanganannya adalah dengan memberikan antibiotik.
Penyakit kulit
Si kecil mungkin senang saat hujan tiba. Ia bisa bermain air atau hujan-hujanan. Berhati-hatilah, karena musim hujan adalah kondisi yang ideal bagi jamur untuk berkembang biak.
Jika kebersihan anak tidak dijaga, jamur akan dengan mudah menyerang kulit anak. Gejalanya mulai dari gatal-gatal hingga kemerahan dan perih jika disentuh. Unuk mengobatinya, Anda bisa memberikan salep anti jamur hingga antibiotik sesuai petunjuk dokter jika iritasinya parah.
Tifus
Penyakit tifus disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi yang masuk ke saluran cerna melalui mulut, esofagus, lambung, usus kecil, dan usus besar. Penderita tifus biasanya mengalami demam tinggi bahkan hingga 40 derajat. Jika Anak terserang penyakit ini, ia membutuhkan bed rest hingga 14 hari. (*)
Terbaru
- 30/08/2023 15:11:33
Jika Mengalami Impaksi, Sebaiknya Segera Lakukan Pencabutan - 30/08/2023 14:48:28
Tumbuh Tidak Sempurna Sebabkan Rasa Nyeri Luar Biasa - 29/08/2023 12:47:53
Ini Dia 3 Penyakit Utama Pernapasan yang Disebabkan Polusi Udara - 28/08/2023 11:11:38
Polusi Udara Berisiko Sebabkan Kematian, Masih Amankah Berolahraga di Luar Ruangan? - 25/08/2023 13:11:11
Batuk Flu atau Akibat Polusi Udara, Apa Bedanya?
Login Anggota
Tweets by @DokterkecilCom