24/01/2014 15:26:01

Dispepsia Bukanlah Maag

Sobat dokterkecil.com, pernah mendengar penyakit Dispepsia?  Pernah merasakan ada perasaan tidak nyaman pada lambung kita, tetapi hal itu tidak membuat kita merasa perlu untuk segera memeriksakan diri ke dokter, padahal itu yang dinamakan Dispepsia.


Dispesia berasal dari bahasa Yunani yang berarti pencernaan yang jelek. Sindroma dispepsia lebih dikenal masyarakat umum sebagai penyakit maag walaupun sebenarnya kurang tepat, karena maag berasal dari bahasa Belanda, yang berarti lambung. Padahal keluhan yang muncul pada penyakit maag tidak selalu berasal dari lambung.

 

Dispesia adalah nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut bagian atas atau dada yang sering dirasakan sebagai adanya gas, perasaan penuh atau rasa sakit dan perut terasa terbakar. Dispepsia merupakan kumpulan keluhan klinis yang terdiri dari rasa tidak enak atau sakit, rasa penuh dan panas di perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan keluhan rasa nyeri dan panas pada ulu hati.

 

Penyebab dispepsia bervariasi dari psikis sampai kelainan serius seperti kanker lambung. Ada dua tipe dispepsia yakni organik dan fungsional. Dispepsia fungsional adalah dispepsia yang terjadi tanpa adanya kelainan organ lambung, baik dari pemeriksaan klinis, biokimiawi hingga pemeriksaan penunjang lainnya, seperti USG, Endoskopi, Rontgen hingga CT Scan. Dispepsia organik adalah dispepsia yang disebabkan adanya kelainan struktur organ percernaan.

 

Kebiasaan yang bisa menyebabkan dispepsia adalah menelan terlalu banyak udara, misalnya, mereka yang mempunyai kebiasaan mengunyah secara salah dengan mulut terbuka atau sambil berbicara. Orang yang senang menelan makanan tanpa dikunyah biasanya  konsistensi makanannya cair. Keadaan itu bisa membuat lambung merasa penuh atau bersendawa terus. Kebiasaan lain yang bisa menyebabkan dispesia adalah merokok, konsumsi kafein, alkohol, atau minuman yang sudah dikarbonasi atau softdrink, makanan yang menghasilkan gas seperti tape, nangka, durian. Begitu juga dengan jenis obat-obatan tertentu, seperti suplemen besi, anti-nyeri tertentu, antibiotika tertentu, dan anti-radang. Obat-obatan itu sering dihubungkan dengan keadaan dispepsia.

 

Yang paling sering dilupakan orang adalah faktor stress atau tekanan psikologis yang berlebihan. Pada pasien diabetes pun dapat mengalami dispepsia karena gerakan lambungnya mengalami gangguan akibat kerusakan saraf.

 

Nah sobat dokterkecil.com, dispepsia tidak memilih usia dan jenis kelamin. Semua bisa terkena, boleh dibilang satu dari empat orang pernah mengalami dispepsia suatu saat dalam hidupnya.

 

Redaksi: [email protected]
Informasi Pemasangan Iklan: [email protected]
Dispepsia Bukanlah Maag